UKM Pembuat Komponen Kendaraan Bermotor Perlu Dukungan

Kementerian Koperasi dan UKM menilai UKM di sektor otomotif perlu dikembangkan agar tidak menguras devisa.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 21 Nov 2015, 10:00 WIB
Performa kendaraan pun menurun dan jika tidak melakukan penggantian beberapa komponen vital secara rutin.

Liputan6.com, Jakarta - Pangsa pasar cukup besar tetapi para usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor otomotif terutama pembuat komponen kendaraan bermotor tidak pernah tersentuh.

"Selama ini para UKM di sektor otomotif terutama yang memproduksi komponen kendaraan belum mendapat perhatian," ujar Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Sabtu (21/11/2015).

Padahal setiap tahun, penjualan sepeda motor mencapai 7 juta-8 juta unit. Sedangkan penjual mobil berkisar 1,2 juta-1,3 juta per tahun. Para UKM di sektor otomotif itu baru mendapat perhatian pada 2014.

Karena itu, ia mengaku dipandang perlu mengembangkan UKM di sektor otomotif agar tidak menguras devisa. Selama ini, Indonesia masih banyak mengimpor komponen atau suku cadang dari luar sehingga banyak devisa yang keluar.

Kalau komponen atau suku cadang impor itu bisa disubstitusi dari dalam negeri, ia optimistis devisa yang keluar dapat dikurangi. "Berapa besar devisa bisa dihemat," kata dia.

Bahkan untuk memperkuat lagi, ia menambahkan para UKM sektor otomotif dapat kerja sama dengan UKM yang sama dari negara lain.

I Wayan mengatakan, saat ini ada 100 perusahaan komponen kendaraan Jepang yang siap bermitra dengan para UKM di Indonesia. Dari jumlah itu, ia menambahkan, 50 UKM asal Indonesia sudah siap bermitra dengan perusahaan Jepang itu. Bahkan 7 UKM diantaranya sudah masuk penjajakan. (Ndw/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya