Penyerangan Hotel Radisson di Mali, 80 Sandera Diselamatkan

Serangan terjadi di lantai 7, dan orang-orang bersenjata AK-47 menembak di lorong-lorong hotel.

oleh Eko Dimas Ryandi diperbarui 20 Nov 2015, 21:24 WIB
Tentara Mali dan pasukan PBB membebaskan 80 sandera dari kelompok bersenjata yang menyerang Hotel Radisso di Bamako, ibu kota Mali. (www.ccn.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pasukan Khusus Mali dan tentara penjaga perdamaian PBB, membebaskan 80 orang dari penyanderaan di Hotel Radisson Blue di ibu kota Mali, Bamako.

Sebelumnya 2 pasukan gabungan yang mengepung hotel tersebut berhasil masuk ke dalam hotel. Penyandera yang semuanya memegang senjata semiotomatis sejak awal sudah menahan 170 orang. Para sandera terdiri dari 140 tamu hotel dan 30 pegawai.

The Telegraph melaporkan, Hotel Radisson Blue yang tergabung dalam Rezidor Hotel Group milik Amerika Serikat itu biasanya ditinggali para pekerja asing yang bekerja di Mali.

Bahkan sebagian lainnya merupakan sejumlah diplomat. Mereka datang dengan kendaraan diplomatik, Jumat (20/11/2015) pagi.

"Sempat terdengar suara tembakan beberapa kali," ujar Amadou, seorang saksi yang bekerja di pusat kebudayaan dekat Hotel Radison.

Petugas keamanan menyatakan, serangan terjadi di lantai 7, dan orang-orang bersenjata AK-47 menembak di lorong-lorong hotel. Diperkirakan, ada 10 orang terlibat dalam penyerbuan ini.

Menurut penasihat militer di Kementerian Pertahanan Mali, Letkol Diarran Kone, laporan penyerangan itu pertama kali diketahui lewat media sosial. Namun ia sendiri belum mengetahui secara jelas apa yang tengah terjadi di penginapan mewah itu.

Setelah kudeta militer melanda negara itu pada 2012, sekelompok teroris mengambil alih utara Mali. Militer Prancis sempat mengintervensi pada awal 2013. Kekuatan kelompok itu segera menyebar hampir ke seluruh negara bekas jajahan Prancis itu.

Pada Maret 2015, pria bersenjata menyerbu restoran di Bamako dan menewaskan 5 orang.

Kejadian serupa terjadi pada Agustus lalu. Kelompok radikal menewaskan 13 orang, termasuk 5 pekerja PBB saat menyerang ke hotel di tengah Kota Sevare. Saat itu sekitar 1.000 tentara Prancis masih bermarkas di Mali. (Dms/Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya