Liputan6.com, Jakarta Terik matahari tidak menyurutkan niat Susanto (28) menggelar aksi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka. Satu lembar karton menjadi sarana bapak asal Pandeglang, Banten, ini menyuarakan keluh kesahnya: "Pak Jokowi Tolong Beli Ginjal Saya, Anak Saya Butuh Operasi 1,2 M".
Cerita miris tentang Susanto itu menjadi berita yang paling mengundang perhatian pembaca Liputan6.com, khususnya di kanal News sepanjang Sabtu, 21 November 2015. Selain berita tentang Susanto, berita lain yaitu Rekaman Aksi Keji Teroris Prancis Menyedot Perhatian dan Anjing Pelacak Bantu Usut Penemuan Jenazah di Tanjung Priok juga mampu mengusik perhatian pembaca.
Advertisement
Berikut Top 5 News Selengkapnya
1. Derita Susanto: Jual Ginjal untuk Obati Anak dan Ditinggal Istri
Terik matahari tidak menyurutkan niat Susanto (28) menggelar aksi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka. Satu lembar karton menjadi sarana bapak asal Pandeglang ini menyuarakan keluh kesahnya: "Pak Jokowi Tolong Beli Ginjal Saya, Anak Saya Butuh Operasi 1,2 M".
Jumlah yang dibutuhkan untuk biaya pengobatan anaknya, Adrian (5), karena terkena hepatitis tentu tidak sedikit. Apalagi Susanto hanya bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya dari menggarap sawah orang tidak menentu.
Susanto menceritakan, karena sakit yang diderita, anaknya sudah tidak sanggup lagi mengonsumsi nasi. Dokter menganjurkan anaknya meminum susu peptamen.
Selengkapnya..
2. Rekaman Aksi Keji Teroris Prancis Menyedot Perhatian
Mengerikan. Rekaman CCTV dari sebuah restoran dan dimiliki Daily Mail memperlihatkan aksi keji salah seorang teroris Prancis. Dengan membabi buta teroris tersebut menghujani restoran dengan peluru senapannya. Beberapa pengunjung terlihat nampak berada di teras restoran.
Di tengah aksinya, Jumat (13/11/2015) di trotoar depan restoran, tiba-tiba saja teroris tersebut menghentikan tembakannya. Senapan AK-47 yang dibawanya rupanya macet. Setidaknya 30 peluru dilontarkan pelaku teror.
Momen itulah kemudian dimanfaatkan salah seorang pengunjung perempuan yang terluka di pergelangan tangannya untuk masuk dan berlindung ke belakang meja kafe.
Selengkapnya..
3. Anjing Pelacak Bantu Usut Penemuan Jenazah di Tanjung Priok
Tim INAFIS dan penyidik dari Polres Metro Jakarta Utara menurunkan anjing pelacak di lokasi penemuan mayat pria dengan luka 10 tusukan di Kampung Volker, Jalan RE Martadinata, Ancol, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kasubnit Reskrim Polres Jakarta Utara Iptu Febby Pahlefi Rizal mengungkapkan, anjing pelacak diturunkan untuk mencari alat bukti dan petunjuk-petunjuk terkait penemuan korban tewas. Dari pengamatan sementara, korban diduga tewas semalam.
"Untuk dapat mengetahui peristiwa apa saja terkait dan mencari barang bukti," kata Pahlefi di lokasi, Jakarta Utara, Sabtu (21/11/2015).
Selengkapnya..
4. Samad: Terus Berjuang, Insya Allah Kita Bertemu Lagi di...
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif, Abraham Samad meminta masyarakat tetap optimistis terhadap pemberantasan korupsi. Hal ini dia katakan menyusul adanya kriminalisasi para pimpinan KPK yang terjadi saat ini.
Abraham menegaskan bahwa pemberantasan korupsi tidak boleh bergantung pada pihak maupun lembaga tertentu.
"Pemberantasan korupsi tidak pernah berhenti karena AS (Abraham Samad) dan BW (Bambang Widjojanto) disingkirkan karena masih ada yang menggantikan," ujar Abraham Samad dalam sebuah acara gathering dengan jurnalis sekaligus perpisahan dengan Pimpinan KPK di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2015).
Selengkapnya..
5. Curhat Tjahjo dan Sudirman Said soal 'Robohkan Pagar Batin'
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai kondisi negara saat ini seperti berada dalam tahap "Ngarubuhaken Pagere Batin" atau dalam kondisi merobohkan pagar batin.
Menurut Tjahjo, jabatan Presiden RI yang diemban oleh Joko Widodo menurut kepercayaan Jawa adalah sebuah wahyu. Di mana, dalam melakukan aksinya, Jokowi selalu berpegang pada amanah Tuhan Yang Maha Esa.
"Beliau (Jokowi) pemegang amanah dan beliau penerima Wahyu memimpin Nusantara. Walaupun Pak Jokowi mungkin tidak menyadari pada awalnya, semua mengalir dengan sendirinya dan dengan pendukungnya mengalir bergerak hingga menang Pilpres 2014," kata Tjahjo.
Polemik antara anggota DPR dengan anggota DPR lainnya, DPR dengan lembaga pemerintahan, menteri dengan menteri, dan opini serta persepsi publik yang beragam akhir-akhir ini adalah wujud awal bergeraknya sebuah revolusi mental.
Selengkapnya..
(Ron/Vra)