Tanah Bergeser di Bogor, Puluhan Ton Ikan Mas Mati Mendadak

Kejadian tanah bergeser kali ini yang terparah.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 22 Nov 2015, 15:12 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Bogor - Pergeseran tanah yang menyebabkan longsor di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/11/2015) dini hari, telah merusak puluhan rumah dan infrastruktur. Ratusan warga pun diungsikan ke tempat lebih aman.

Bajri Subarjo, tokoh masyarakat Desa Cibunian menyebutkan, peristiwa yang terjadi pada Minggu (22/11/2015) pukul 01:30 WIB itu mengakibatkan 3 rumah warga hancur rata dengan tanah, 29 rumah dan 1 tempat ibadah mengalami retak.

"Tidak ada korban jiwa. Semua warga sudah dievakuasi sejak semalam karena rumah mereka alami retak akibat pergerakan tanah yang sampai sekarang masih terjadi," kata Bajri.

Bencana pergeseran tanah dan longsor juga menyebabkan jalan kampung sepanjang 500 meter terputus karena amblas. Selain merusak rumah dan infrastruktur jalan, bencana longsor menyebabkan puluhan ton ikan mas milik warga Kampung Cipatat, Desa Cibunian mati akibat sumber mata air kolam ikan mereka keruh oleh lumpur longsoran.

"Saat ini perkampungan itu sudah sepi dari penduduk. Sebanyak 64 warga mengungsi ke Kampung Muara Atas, sisanya 33 jiwa ke Kampung Muara Lebak," terang dia.

Menurut Bajri, Desa Cibunian rawan bencana longsor dan pergeseran tanah. Selain tanahnya labil, di wilayah perbukitan ini banyak permukiman penduduk.

"Setiap musim hujan pasti terjadi longsor, dua tahun lalu pun sempet terjadi pergeseran tanah, tapi tidak separah seperti sekarang ini," ucap Bajri.

 



Hingga saat ini, BPBD, TNI/Polri dan masyarakat masih mengevakuasi korban. Bahkan, Tim SAR sudah membangun Posko Bencana Longsor dan Pergeseran Tanah di wilayah tersebut.

Sementara itu Kapolsek Cibungbulang, Kompol Ronny Mardiatun mengatakan, para korban longsor sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Hal ini mengingat kondisi sebagian besar rumah warga sudah rawan ambruk akibat retak dampak dari pergeseran tanah.

"Mereka sudah meninggalkan rumah dan diminta untuk tidak kembali ke rumahnya karena khawatir rumah mereka sudah retak ambruk secara tiba-tiba," kata Bajri. (Hmb/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya