23-11-1996: Pesawat Ethiopia Dibajak dan Jatuh di Samudra Hindia

Empat jam setelah lepas landas, 3 pelaku beraksi mengambil alih kendali pesawat.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 23 Nov 2015, 06:00 WIB
Pesawat maskapai Ethiopian Airlines dibajak sekelompok orang (The Guardian).

Liputan6.com, Jakarta - 23 November 1996, salah satu pembajakan pesawat paling tragis terjadi di langit Samudra Hindia. [Pesawat](/2366465 "") maskapai Ethiopian Airlines dibajak sekelompok orang ketika kapal sudah terbang. Lantaran kehabisan bahan bakar, Boeing 767 itu jatuh di Samudra Hindia.

Sebanyak 125 orang dari 175 penumpang dinyatakan tewas, sementara 50 orang lainnya, termasuk dua tersangka pembajak, berhasil diselamatkan. Demikian yang dimuat BBC on This Day.

Pesawat awalnya terbang dari Bandara Internasional Bole Addis Ababa, Ethiopia, menuju Bandar Udara Internasional Jomo Kenyatta, Nairobi, Kenya. Empat jam setelah lepas landas, 3 pelaku beraksi mengambil alih kendali pesawat.

Menurut otoritas udara Ethiopia, pelaku meminta pilot agar pesawat terbang ke Australia. Pembajak sempat meminta pilot agar mendarat terlebih dahulu di Bandara Internasional Hahaya di Komoro.

Namun nahas, bahan bakar sudah habis sebelum pesawat mendarat. Walhasil, kapal terbang nahas itu jatuh ke laut. Pesawat menghujam samudra dan celaka.

Saksi mata menuturkan pesawat sebenarnya dalam posisi pesawat tur pulau Grand Comore itu hendak mendarat, tetapi gagal karena bahan bakar habis.

"Pasang laut sedang terjadi. Dan pesawat hancur akibat derasnya gelombang air," ujar seorang saksi mata, Bruce Thompson, manajer hotel di pesisir lokasi kejadian.

Di antara para penumpang, sebagian korban tewas merupakan 20 dokter asal Prancis dan fotografer terkemuka asal Kenya, Mohamed Amin. Sementara korban selamat, termasuk pilot dan ko-pilot, langsung dilarikan ke rumah sakit.

Aparat awalnya menangkap 2 orang selamat yang diduga sebagai pembajak. Namun keduanya kemudian dibebaskan karena tak ada bukti kuat. Beberapa pekan kemudian, polisi menangkap 3 orang yang diyakini sebagai pembajak.

Motif pembajakan lantaran ketiga tersangka yang terdiri dari 2 pengangguran dan seorang suster tersebut ingin pergi ke Australia untuk mencari suaka politik.

Sejarah lain mencatat pada 23 November 1985, pembajakan pesawat juga terjadi, yakni pada pesawat Egypt Air nomor penerbangan 648. Saat mendarat di Malta, pasukan komando Mesir menyerbu ke dalam pesawat dan menewaskan 60 orang. (Ron)**

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya