Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang diduga namanya berada di dalam transkrip rekaman pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Riza Chalid, tengah berkabung. Ibundanya, Hajah Siti Hindun binti Ali Alkatiri tutup usia.
Namun, pengamanan di rumah duka di Jalan Sriwijaya Raya Nomor 27, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sangat ketat. Saat Liputan6.com hendak mengabadikan karangan bunga yang berada di lokasi, Senin (23/11/2015), 5 orang penjaga yang mengenakan baju safari hitam dan baju batik berlaku kasar.
Salah satu penjaga menarik ID pers yang masih menyangkut di leher dan menarik baju. Seorang penjaga lainnya yang menggunakan baju batik sempat mengambil ponsel dan menghapus foto karangan bunga.
Baca Juga
Advertisement
Pengamanan ketat juga terjadi di Taman Pemakaman Jeruk Purut Kav A2, Jakarta Selatan. Sama seperti di rumah duka, awak media tak diizinkan mengeluarkan alat komunikasi maupun perekam apapun.
Tampak Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham seperti memimpin prosesi pemakaman. Idrus yang menggunakan kopiah hitam dan baju koko putih mempersilakan seorang pemuka agama untuk memimpin doa.
Sekitar pukul 13.30 WIB, para pelayat mulai menghambur ke luar dari tempat pemakaman. Namun, pengawalan yang diberlakukan tetap tidak memberi akses bebas bagi media.
Nama Riza Chalid sebelumnya dikaitkan dengan laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Sudirman Said. Dalam transkrip yang diberikan Sudirman Said kepada MKD DPR pada Senin 16 November lalu, disebutkan anggota DPR berinisial SN atau diduga Setya Novanto melakukan pertemuan dengan bos PT Freeport Indonesia dan seorang pengusaha berinisial R.
Pertemuan itu diduga untuk membahas perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia yang berakhir pada 2021 mendatang. (Din/Sun)