Liputan6.com, Jakarta Manajer Arsenal, Arsene Wenger kembali bersuara tajam terhadap regulasi UEFA soal doping. Menurut Wenger, regulasi tersebut justru terlihat bila Konfederasi sepakbola Eropa ini 'menerima' doping dalam sepakbola.
Pelatih asal Prancis ini menilai, hukuman yang diberikan UEFA terlalu lembek. Wenger berkeca dari kasus UEFA yang hanya menjatuhkan hukuman selama 4 tahun pada Arijan Ademi yang gagal tes doping setelah membantu Dinamo Zagreb menang 2-1 di fase grup Liga Champions.
UEFA menetapkan, setiap dua pemain yang positif doping maka hasil pertandingan wajib dibatalkan. Namun Wenger merasa aturan tersebut aneh. Seharusnya, UEFA tidak mengakui pertandingan begitu ada salah seorang pemain kedapatan menggunakan doping.
"Saya kira regulasi tersebut tidak masuk akal," ketus pelatih berjuluk The Profesor ini dilansir dari Skysports.
Baca Juga
- Miris, Bravo Lebih Banyak Sentuh Bola Ketimbang Ronaldo
- Lolos 8 Besar, Arema Bakal Serius Hadapi Persija
- Babak Belur di El Clasico, Madrid Kembali Lirik Ancelotti?
Advertisement
"Bagi saya, regulasi ini sangat mengejutkan. UEFA sendiri yang memberlakukan dan merencanakan aturan tersebut. Tapi saya pribadi sangat tidak setuju," sambung Wenger.
Wenger melanjutkan," Anda tidak bisa mengatakan, 'tidak masalah pemain Anda terkena doping tapi terpenting hasilnya tidak berubah'. Jadi, pada dasarnya Anda menerima doping."
Berangkat dari kasus pemakaian zat adiktif pemain Dinamo Zagreb, pelatih kawakan di Premier League ini meminta pihak berwenang lebih sering menggelar tes doping secara acak. "Bila perlu yang diperiksa bukan hanya urin, tetapi juga darah," dia menegaskan.
Selain itu, dia juga mendesak UEFA melakukan tes secara masih. Saat ini, tes doping hanya dilakukan terhadap tiga pemain secara acak. Menurut dia, semestinya pemain yang duduk dibangku cadangan ikut diperiksa. Cara ini diyakini mampu memudahkan untuk mengetahui penggunaan doping lebih dari satu pemain. (Rjp/Def)