Misbakhun Golkar Kutuk Aksi Premanisme di Pasuruan

30 preman bersenjata menyerang Tim Posko Rumah Aspirasi Misbakhun saat memasang baliho bebas narkoba di Pasuruan Minggu malam.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 24 Nov 2015, 08:10 WIB
Ekspresi Mukhamad Misbakhun saat akan menjalani sidang di PN Jakpus. Misbakhun dituntut delapan tahun penjara, terkait kasus pemalsuan surat kuasa pencairan deposito penerbitan L/C Bank Century. (Ant)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR dari Partai Golkar M Misbakhun mengutuk keras penyerangan oleh 30 preman bersenjata terhadap Tim Posko Rumah Aspirasi Misbakhun saat memasang baliho bebas narkoba di Kelurahan Petahunan, Kecamatan Gading Rejo, Kota Pasuruan, Minggu 22 November 2015 malam. Dia mengaku prihatin atas insiden tersebut mengingat Kota Pasuruan adalah daerah pemilihannya.

"Saya prihatin dan mengutuk keras aksi premanisme yang terjadi di Kota Pasuruan. Dan saya meminta aparat kepolisian bertindak sigap untuk mengusut tuntas kasus tersebut," tegas Misbakhun dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Selain itu, dia mengimbau masyarakat Pasuruan untuk tidak mudah terprovokasi aksi premanisme dengan tetap solid menjaga dan membangun suasana kondusif. Dia berharap, masyarakat Kota Pasuruan untuk menjaga dan membangun suasana kondusif, apalagi ini menjelang pelaksanaan pilkada.

"Jangan sampai salah satu agenda nasional, yakni pilkada serentak ternodai oleh aksi kekerasan dalam persaingan pilkada di Kota Pasuruan. Karena itulah, saya imbau masyarakat jangan mudah termakan dan terprovokasi isu apapun yang tujuannya untuk melakukan kekerasan," ujar Misbakhun.

Seruannya ini sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Jokowi mengimbau agar para peserta Pilkada Serentak 2015 'bertanding' secara sehat. Baik yang menang maupun yang kalah harus saling menerima.


Presiden juga meminta seluruh jajaran aparat keamanan untuk siap siaga mengamankan penyelenggaraan pilkada serentak. Dia meminta agar ada langkah-langkah antisipasi pada setiap gangguan sekecil apa pun saat pesta demokrasi berlangsung.

Kalau ada embrio yang mengganggu, segera lakukan pencegahan-pencegahan yang antisipatif. Jangan sampai embrio kecil menjadi besar. Jangan sampai embrio yang kecil membuat kita semua malu karena kita tidak bisa melakukan pencegahan.

"Karena sekecil apapun kejadian, baik kapolri, kajari, dandim, danrem, kajati, kapolda, pangdam, semuanya mesti bisa mendeteksi dan melakukan pencegahan secepatnya sebelum embrio itu membesar," kata Misbakhun.

"Tugas kita semua menjaga suasana masyarakat tetap dalam persaingan kompetisi demokrasi pilkada yang sehat di Kota Pasuruan," pungkas anggota Komisi XI DPR RI ini. (Bob/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya