Liputan6.com, Pekanbaru - Setelah ratusan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari Makassar, Sulawesi Selatan, kini gliran puluhan anggota HMI dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat membuat keributan di Pekanbaru. Mereka tak membayar penuh ongkos bus yang mengantar mereka mengikuti kongres di Pekanbaru.
Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono membenarkan adanya kejadian tersebut. "Kejadiannya sekitar pukul 04.00 WIB tadi, ada keributan antara massa yang baru datang dengan sopir bus," kata dia di Pekanbaru, Selasa (24/11/2015).
Menurut Putut, keributan massa yang baru datang dengan pihak bus akhirnya bisa ditengahi. Setelah bernegosiasi panjang, massa membayar penuh ongkos Rp 6 juta.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah selesai membayarnya, sehingga tidak terjadi keributan yang berujung anarkis," ucap Putut.
Putut menyebutkan, keributan itu terjadi di Purna MTQ, Pekanbaru, Provinsi Riau. Saat itu, rombongan HMI asal Sulawesi Barat enggan membayar penuh sewa bus. Mereka hanya mau membayar Rp 2 juta dari Rp 6 juta.
Pihak bus tak terima dan mendesak massa berjumlah 46 orang itu untuk melunasinya. Namun massa tetap bersikukuh tak membayar dengan alasan bukan tanggung jawab mereka, melainkan panitia kongres.
Selanjutnya, pihak bus menghubungi panitia kongres. Bukannya membayar, panitia lokal malah mengarahkan pihak bus berkoordinasi dengan panitia nasional kongres.
Karena panitia nasional tak bisa dihubungi, pihak bus ngotot supaya sisa ongkos dibayar oleh panitia lokal dan akhirnya ditebus juga.
Selanjutnya, polisi yang bersiaga di Jalan Jenderal Sudirman, membawa massa ke venue takraw di Purna MTQ, Pekanbaru untuk beristirahat.
Bukannya beristirahat, massa malah berteriak-teriak. Mereka mengancam akan turun ke jalan dan menggelar aksi lantaran merasa ditelantarkan panitia.
Polisi yang bertugas akhirnya bisa menenangkan massa dan membawanya masuk ke tempat penginapan. (Ali/Sun)