Liputan6.com, Jenewa PBB lewat UNESCO berencana memberikan status Warisan Budaya Nonbendawi (Intangible Cultural Heritage) dunia kepada makanan tradisional Kimchi buatan Korea Utara.
Badan PBB tersebut telah mencicip panganan wajib menjelang musim dingin di dua Korea itu. Namun, menurut panitia penyelenggara, rasa asinan pedas asam kol, sawi dan lobak itu paling enak dirasa dari Korea Utara.
Kimchi bukanlah panganan pabrikan. Rumah-rumah tangga di Korea mempersiapkan makanan itu tiap tahunnya. Biasanya ada variasi rasa, namun keseluruhan tetap sama, yaitu asam dan pedas.
Sudah menjadi tradisi, selalu ada ketengangan antara dua Korea itu, siapa yang lebih enak rasanya.
Secara umum, kimchi ala Korut sedikit tidak terlalu pedas dibandingkan sepupunya di Selatan. Hal itu dimungkinan susahnya cabai tumbuh di bagian Utara.
Advertisement
Makanan itu perlahan-lahan mendunia. Bahka pada 2008, kimchi dibawa ke ruang angkasa bersama astornot Korsel, Ko San.
Status Intangible Cultural Heritage diberikan kepada kesenian dan kegiatan yang UNESCO rasa penting bagi keberlangsungan warisan budaya serta butuh dilindungi. Kimchi salah satunya.
Tak hanya rasanya yang unik, namun filosofi pembuatan secara sosial dan kapan waktu yang tepat untuk dimakan itulah alasan mengapa kimchi pantas diganjar penghargaan.
"Orang Korea selama membuat kimchi berbagi satu sama lain. Mereka juga saling tolong menolong membantu menyiapkan atau bertukar bahan mentahnya. Dan keakraban itu lebih terasa di Utara dibanding di Selatan," kata dokumen UNESCO seperti dilansir dari BBC, Selasa (24/11/2015).
"Warga Korea semakin akrab menjelang akhir November hingga awal Desember untuk menyiapkan kimchi melewati musim dingin yang kejam di negara itu. Tradisi tersebut berkontribusi kepada persatuan sosial karena cara pembuatannya melibatkan tetangga, keluarga, komunitas dan organisasi," cantum dokumen itu.
Selain Kimchi Korut, finalis lainnya adalah kopi Arab, lonceng sapi dari Portugalm, serta alat musik kantong pipa dari Slowakia. (Rie)