Liputan6.com, Jakarta Kekurangan hormon testosteron atau dalam istilah medis dikenal dengan berdampak besar pada kesehatan seorang pria. Mulai dari ereksi yang kurang optimal, libido menurun serta timbul masalah pada kesehatan tulang dan ginjal.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dokter spesialis andrologi dari RS Fatmawati Jakarta, Nugroho Setiawan, hipogonadisme disebabkan secara primer maupaun sekunder. Hipogonadisme primer terjadi karena terjadi kerusakan pada testis, 'pabrik' utama testosteron.
"Hipogonadisme primer bisa disebabkan genetik bawaan, trauma pada testis seperti pernah alami infeksi. Ketika 'pabriknya' rusak, ya pasti nggak mungkin memproduksi testosteron dengan baik kan," terang dokter Nugroho dalam acara yang digelar Bayer Healthcare beberapa saat lalu.
Sementara itu, hipogonadisme sekunder disebabkan oleh penyakit kronik, gaya hidup yang buruk, dan stres tinggi.
"Untuk bisa mengobati kondisi kekurangan testosteron ini yang paling tepat secepat mungkin. Dengan mendatangi petugas medis," terang dokter Nugroho.