Liputan6.com, Tifton - Sebuah perusahaan properti menawarkan bangunan yang luar biasa aman. Bangunan itu tak lain adalah bunker. Dibangun dengan fasilitas yang dijamin bakal tanah dengan bencana alam dan serangan teroris itu terletak di di negara bagian Georgia, Amerika Serikat.
Harganya? Tidak tanggung-tanggung, 'hanya' US$17,5 juta. Jika merujuk pada nilai tukar hari ini, harga itu setara dengan hampir Rp 240 miliar!
Dikutip dari stasiun WSB-TV pada Rabu (25/11/2015), bunker itu dikenal dengan nama The Facility. Penjualannya diumumkan oleh Sister Hood melalui kantor properti Harry Norman.
The Facility berada 14 meter di bawah tanah di kota Tifton, negara bagian Georgia. Luas kawasan sekelilingnya mencapai hampir 81 ribu meter persegi. Menurut Harry Norman, bunker itu dilengkapi dengan 8 kamar tidur dan 10 kamar mandi. Tak hanya itu, perangkat komunikasi dan CCTV seharga US$100 ribu melengkapi keamanan bunker itu.
Baca Juga
Advertisement
Bunker dua tingkat ini mendapat sertifikasi untuk ketahanan menghadapi ledakan nuklir ukuran 20.000 ton. Tingkat pertama memiliki teater tempat duduk untuk 15 orang, dapur, ruang rekreasi, ruang rapat, pancuran mandi Decon dan banyak lagi.
Menurut Daily Mail luas keseluruhan wilayah yang ditinggali di dua lantai mencapai 1.300 meter persegi. Alamat pastinya tidak diumumkan demi alasan keamanan.
Tingkat dua memiliki empat apartemen mewah, yang masing-masing seluas 56 meter persegi. Tiap apartemen memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, sebuah dapur, ruang makan, ruang keluarga, internet dengan sistem keamanan tersendiri, sistem tata udara modern, dan pengindra pemantauan lingkungan.
Bunker ini dibangun pada 1969 oleh Korps Zeni Angkatan Darat AS—di masa Perang Dingin—dan diperbaiki supaya memenuhi persyaratan baku pemerintah pada 2012.
"Bunker itu memberikan tempat perlindungan bagi keluarga, bisnis, ataupaun pemerintah yang mengingikan keamanan dan kenyamanan," kata Chris Salamone, salah satu pemilik Bastion Holdings,
Ia juga mengatakan bahwa bunker itu bahkan memiliki tempat tinggal terpisah bagi para staff, seandainya pemilik ingin memiliki pegawai.
Salamone berharap ada seseorang yang berminat terhadap bunker itu, tapi tidak menutup kemungkinan untuk dijadikan tempat perhelatan perusahaan.
Bunker itu bisa juga dijadikan tempat penyimpanan emas atau benda-benda berharga lainnya atau dijadikan tempat pelatihan. Bastion Holdings sendiri merupakan perusahaan pelatihan pegawai pemerintah dan keamanan. Perusahaan itu tadinya menggunakan tempat itu sebagai tempat pelatihan.
Mengenai renovasi, ini katanya, ‘Renovasi yang dilakukan tidak kalah dengan hotel bintang lima, hanya saja lokasinya yang ada 14 meter di bawah tanah, tidak tertembus, dan tidak terdeteksi.”
Martin McDermott, CEO suatu perusahaan sekaligus pakar kontra-terorisme, pengintaian, dan komunikasi menambahkan, ‘Fasilitas ini tidak tertembus, dan memenuhi bahan baku tertinggi terkait mutu, kenyamanan, dan keamanan. Lebih baik memilikinya walaupun tidak memerlukannya, daripada memerlukannya tapi tidak memilikinya.” (Alx/Rie)