Ilmuwan Kembangkan Tanaman Cyborg

Sebuah tim peneliti telah berhasil menumbuhkan mawar hidup dengan sirkuit elektronik dalam sistem vaskularnya.

oleh M Hidayat diperbarui 26 Nov 2015, 09:40 WIB
Tanaman cyborg. Kredit: Linköping University

Liputan6.com, Jakarta Sebuah tim peneliti di Laboratory for Organic Electronics di Linköping University di Swedia telah berhasil menumbuhkan mawar hidup dengan sirkuit elektronik dalam sistem vaskularnya. Penelitian ini diterbitkan di jurnal ilmiah Science Advance.

Tim yang dipimpin Profesor Magnus Berggren, melihat beberapa kemungkinan dalam proyek tersebut, termasuk pengawasan dan regulasi pertumbuhan tanaman, serta potensi untuk memungkinkan fotosintesis sebagai pembangkit listrik.

Saat ini penelitian ini memang belum pada tahap tersebut, tetapi tim Profesor Berggren telah mampu mengubah rona daun mawar dengan menerapkan arus listrik ke sistemnya. Terobosan ini adalah hasil dua tahun penelitian dan pengembangan, dan membuka jalan baru untuk mempelajari apa yang terjadi di dalam tanaman.

"Sebelumnya, kami tidak punya alat yang baik untuk mengukur konsentrasi berbagai molekul dalam tanaman hidup," ujar Ove Nilsson, salah satu penulis artikel jurnal tersebut.

Lebih lanjut, profesor di bidang biologi reproduksi tanaman di Umeå Plant Science Centre, Umeå University itu mengatakan, "Sekarang kita akan dapat memengaruhi konsentrasi berbagai zat di tanaman yang mengatur pertumbuhan dan perkembangannya. Di sini, saya melihat kemungkinan yang besar untuk belajar lebih banyak lagi."

Para peneliti menggunakan arsitektur biologis tanaman itu sendiri, tetapi untuk sampai ke sana, tidak sesederhana menjalankan kabel melalui tanaman. Sebaliknya, gagasannya adalah memperkenalkan polimer konduktif ke dalam sistem tanaman.

Polimer ini dilarutkan dalam air, dan memotong batang mawar yang ditempatkan di dalam air untuk melihat apakah polimer akan naik ke atas ke jaringan xilem tanaman, saluran di batang tanaman yang mengantarkan air ke daun. Lebih dari selusin polimer yang berbeda telah dicoba, tetapi tidak ada yang bekerja. Yang ada polimer itu malah meracuni tanaman dan atau menyumbat xilem.

Akhirnya tim itu berhasil dengan polimer yang disebut PEDOT-S: H. Ketika batang mawar yang dipotong ditempatkan dalam PEDOT-S, btang mawar menyerap materinya dengan mudah. Tanaman hidup juga menyerapnya melalui sistem akar mereka, meskipun lebih lambat.

Polimer menciptakan lapisan film tipis dalam xilem, yang akhirnya membentuk kawat solid sepanjang 10cm, yang digunakan tim itu untuk membuat transistor dasar. Tak hanya itu, Xilem juga bisa terus menyerap air dan nutrisi lain seperti biasanya. Demikian dikutip dari CNET Australia, Kamis (26/11/2015).

(why/cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya