Liputan6.com, Jakarta - Gariani (52), ibunda bocah AAP yang dibunuh dan dicabuli pamannya sendiri, mengatakan AAP terlihat murung di hari-hari terakhir hidupnya. Namun ketika ditanyai apa yang mengganggu pikirannya, bocah 12 tahun itu hanya diam saja dan terlihat enggan berbagi cerita.
"Dia cuma kelihatan murung, agak murung beberapa hari (sebelum meninggal)," kata Gariani di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Gariani menerangkan, putri bungsunya itu biasanya bersikap ceria dan suka mengajak dirinya mengobrol usai pulang kerja sebagai buruh cuci. Hubungan ibu dan anak ini semakin akrab sejak ayah AAP memilih berpisah dengan Gariani.
"Biasanya suka ngobrol kalau saya habis pulang kerja. Suka cerita," ujar Gariani.
Karena itu, saat AAP tak kunjung pulang Kamis malam 22 Oktober 2015, Gariani panik. Ia tahu anaknya suka bermain di luar rumah, tapi selalu mengabari ke mana akan pergi dan tak pernah menginap.
"Saya lapor polisi karena memang kayaknya (hilangnya AAP) perlu dicurigai," imbuh perempuan paruh baya ini.
Misteri pembunuhan siswi SMP Bendungan Hilir Jakarta Pusat itu akhirnya terbongkar, setelah aparat penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menyelidiki kasus ini selama 1 bulan.
Baca Juga
Advertisement
Jejak Rizal, sang paedofil, akhirnya berhasil diendus setelah aparat kepolisian memeriksa beberapa pria dewasa yang diketahui dekat dengan AAP. Polisipun melakukan sinkronisasi DNA saksi dengan DNA di mani dan sperma yang menempel di dubur AAP.
Polisi menyimpulkan, Rizal masuk dalam daftar orang yang diduga kuat menghilangkan nyawa AAP. Jejaknya pun semakin jelas setelah Rizal membawa keluarganya menghilang usai diperiksa penyidik.
Akhirnya polisi menggeledah rumah bapak 2 anak itu di Rusun Karet, Jakarta Pusat. Di sana polisi membawa jaket Rizal yang belum sempat dicuci guna mengambil sampel keringat dan menemukan adanya kecocokan DNA.
Perburuan polisi terhadap Rizal pun berhenti pada Senin (23 November 2015) pukul 19.00 WIB. Rizal dicokok aparat Resmob Polda Metro Jaya di Pandeglang, Banten, Jawa Barat.
AAP sebelumnya ditemukan terbujur kaku di lahan Perhutani, Desa Pangaur, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor pada Jumat 23 Oktober 2015. Kondisi AAP saat ditemukan setengah telanjang dengan hanya memakai bra dan rok biru SMP.
Saat itu tak ada seorang pun yang mengetahui identitas AAP. Jenazah AAP disemayamkan dan diotopsi oleh tim forensik RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur. Hasil outopsi menunjukkan, AAP digauli berkali-kali di lubang kemaluan dan duburnya oleh pelaku.
Rabu 28 Oktober 2015 barulah identitas AAP terungkap. Ibu AAP mengatakan, anaknya pergi dari rumah sejak hari Kamis 22 Oktober 2015, setelah itu ia menghilang tanpa kabar berita.
Polisi sempat kesulitan mencari jejak pelaku karena harus merunut jauh antara lokasi tempat AAP biasa bermain di Bendungan Hilir Jakarta Pusat, dan lokasi pembuangan mayatnya di Jasinga Bogor. (Nil/Sun)