Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mencari cara untuk meningkatkan keuntungan penjualan Bahan Bakar Gas (BBG), untuk mempincu pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengakui, keuntungan penjualan BBG belum menarik, sehingga pengusaha enggan membangun SPBG.
"Harga gas transportasi, margin pengusaha SPBG belum menarik, karena bangun SPBG cukup mahal harga gas Rp 3.100 liter setara Premium," kata Wiratmaja, di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Wiratmaja mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyusun formula kenaikan margin pengusaha, agar bisnis BBG menjadi lebih menarik dan meminati pembangunan SPBG.
"Kita buat formula supaya investor badan suaha tertarik bangun SPBG. Kita nunggu momen yang pas untuk diterbitkan," tutur Wiratmaja.
Wiratmaja menambahkan, pihaknya menghindari kenaikan harga untuk meningkatkan keuntungan bisnis BBG. Besaran harga BBG akan tetap dijadikan 60 persen dari harga Premium. "Belum tentu harga dinaikan bisa jadi ada alternatif di situ, harga tetap dijaga 50 hingga 60 dari harga Bahan Bakar Minyak," kata Wiratmaja. (Pew/Ahm)