Liputan6.com, Serang - Adrian (5), mengaku rindu kepada ibunya, Waskem bekerja ke Taiwan sebagai TKW.
"Kalau lagi sakit, panasnya naik, ya namanya anak sama ibunya, pastilah nyari ibunya. Mama kangen, mama kangen mau disayang mama," kata sang ayah, Susanto (28), menirukan rintihan anaknya, Rabu 25 November 2015.
Susanto bercerita, sang istri terpaksa menjadi TKW guna mencari biaya pengobatan anaknya yang menderita hepatitis B dan membutuhkan biaya besar untuk penyembuhan.
"Ibunya di luar negeri sudah setahun," kata dia.
Susanto mengaku sang istri kerap menanyakan kabar anaknya dan merasa rindu. Meski begitu, rasa rindu harus tertahan karena belum memiliki biaya pulang ke Indonesia.
"Ibunya gak pulang, walau pun ada rencana ibu nya mau pulang," ujar Santoso.
Adrian merupakan anak penderita hepatitis B sekaligus gizi buruk. Dia harus operasi cangkok hati guna kesembuhannya. Namun, karena biaya yang sangat mahal, Susanto akhirnya nekat menjual sebelah ginjalnya kepada Presiden Jokowi seharga Rp 1,2 miliar.
Adrian telah dirujuk dari RSUD Banten ke RSCM Jakarta guna mendapatkan perawatan intensif. Pertama yang harus disembuhkan adalah persoalan gizi buruk nya, baru melakukan operasi cangkok hati.
Ditawar 2 Orang
Susanto, penjual ginjal Rp 1,2 miliar kepada Presiden Jokowi, mengaku pernah di datangi 2 orang tak dikenal yang menawar sebelah ginjalnya.
"Kemarin sempat ada 2 orang yang nanya," kata Susanto, di RSUD Banten, Rabu.
Susanto mengaku sanggup menjual sebelah ginjalnya asalkan sang pembeli membiayai pengobatan anaknya, Adrian (5), hingga benar-benar sembuh dari penyakitnya.
"Kebetulan sih saya siap, yang penting membiayai pengobatan anak saya sampai selesai. Cuma mereka gak nyebutin berapa harga ginjal saya," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Susanto nekat menjual sebelah ginjalnya kepada Presiden Jokowi seharga Rp 1,2 miliar demi kesembuhan anaknya, Adrian (5), yang kini telah dibawa ke RSCM Jakarta untuk mendapatkan pengobatan secara intensif. (Ron/Dan)