Liputan6.com, Jakarta - PT Regio Aviasi Industri, produsen pesawat lokal, buka suara terkait rencana pemerintah membeli helikopter berjenis Agusta Westland AW-101 buatan Italia sebagai kendaraan operasional eksklusif Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Komisaris PT Regio Aviasi Industri, Ilham Akbar Habibie, menyayangkan rencana TNI AU RI membeli helikopter berjenis Agusta Westland AW-101 tersebut. Pasalnya ini menyangkut prinsip bangsa Indonesia.
"Ini bukan soal kualitas karena kualitas memang harus sama. Tapi ini soal prinsip," ucap Ilham, putra dari BJ Habibie itu, saat berbincang di Jakarta, seperti ditulis Kamis (26/11/2015).
Ia lebih mendukung Presiden Jokowi dan Wapres JK untuk menggunakan helikopter Made in Bandung, milik PT Dirgantara Indonesia (Persero). Badan usaha milik negara (BUMN) ini merekomendasikan helikopter antipeluru tipe EC-725 Cougar sebagai kendaraan VVIP Presiden dan Wapres.
"Saya sih oke (EC-725). Saya selalu pro-produk dalam negeri. Kalau bisa dibeli di dalam negeri," ujar Ilham.
Seperti diketahui, Kepala Dinas Penerangan TNI-AU Marsma Dwi Badarmantyo menjelaskan pengadaan helikopter VVIP ini dilakukan TNI-AU dan sudah masuk dalam Rencana Strategis TNI-AU 2015-2019.
"Kita sudah proses pemesanan, nanti sekitar bulan April 2016 kita harapkan akan datang satu helikopter pesanan kita," kata Dwi.
Dijelaskan Dwi, Agusta Westland AW-101 ini dibeli untuk menggantikan helikopter jenis Super Puma yang selama ini digunakan untuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) jika berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.
Agusta Westland adalah perusahaan pembuat beberapa jenis helikopter yang berbasis di Italia. Perusahaan ini merupakan bentuk dari joint venture antara Italia dan Inggris.
Dwi menambahkan AW-101 buatan Italia ini dipilih setelah melalui beberapa proses seleksi yang dilakukan TNI-AU. AW-101 dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni untuk pengamanan kelas VVIP. Selain itu, tipe tersebut diklaim juga lebih nyaman.
Bukan tanpa alasan TNI-AU melakukan penggantian fasilitas VVIP tersebut. Dikatakan Dwi, saat ini kondisi helikopter Super Puma sudah memasuki usia rata-rata 25 tahun dan ini sangat mempengaruhi aspek keselamatan dan pengamanan VVIP.
Baca Juga
Advertisement
Nantinya AW-101 ini akan dioperasikan oleh Skuadron Udara 45 VVIP yang bermarkas di Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sesuai renstra TNI-AU 2015-2019, Skuadron Udara 45 VVIP ditargetkan mampu mendatangkan AW-101 sebanyak 6 helikopter.
"Jadi kan tahun depan 1 helikopter datang, terus tahun berikutnya 2, dan seterusnya, sampai nanti tahun 2019 kita punya 6 helikopter, tapi itu tetap tergantung kepada anggaran TNI-AU yang disetujui," kata Dwi.
Saat ini Skuadron 45 mengoperasikan helikopter kepresidenan jenis Super Puma buatan Prancis yang dirakit di PT Dirgantara Indonesia tahun 1980-an.
Selama ini Skuadron Udara 45 yang dibentuk sejak tahun 2011 mengoperasikan 5 helikopter Super Puma. Mereka sebelumnya tergabung dalam Skuadron Udara 17 VVIP yang mengoperasikan pesawat fixed wing dan rotary wing (helikopter).
Peremajaan helikopter itu sejalan dengan pengadaan heli serbu AH-64 Apache untuk TNI Angkatan Darat dan helikopter anti kapal selam untuk TNI Angkatan Laut. (Fik/Nrm)**