Liputan6.com, Perth - Masih ingat dengan pria Australia yang protes ke Facebook karena telah menolak akunnya 'Phuc Dat Bich'? Ia bahkan menuduh bahwa jaring media sosial terbesar itu telah berbuat diskriminasi terhadapnya.
Tuduhan tersebut lalu mendunia. Tak sedikit media internasional yang mengulas ceritanya. Namun, ternyata itu semua adalah lelucon.
Awalnya, pada Januari 2015, seorang pria memosting di Facebook screenshoot paspor Australia yang memperlihatkan nama lengkapnya adalah Phuc Dat Bich. Ia mengklaim dituduh menggunakan nama palsu dan memiliki arti yang menyesatkan (misleading).
Ia juga mengaku jejaring sosial itu berkali-kali menutup akunnya.
Postingannya menjadi viral pada pertengahan November. Media seperti Sydney Morning Herald, news.com.au, SBS, BBC dan negara lain turut melaporkan kisahnya. Kendati demikian, Phuc Dat Bich tak pernah memberikan keterangan secara langsung.
Namun, pada postingan yang beredar Rabu 25 November 2015, Phuc Dat Bich mengakui bahwa ia nama itu adalah karangannya sendiri. Ia lakukan itu untuk 'test the water' alias mencoba memperdaya kebijakan 'nama asli' yang dilakukan oleh Facebook. Juga, ia melakukan itu untuk mengecoh media.
Pada saat mengklaim tindakannya, ia menggunakan nama Joe Carr (dibaca: Joker)
Advertisement
"Facebook harus memahami bahwa sangat tidak mungkin membuat kebijakan di mana selalu akan ada pengecoh dan orang iseng," tulis Joe Carr seperti dilansir The Guardian, Rabu 25 November 2015.
"Awalnya bercanda antar teman, lalu keisengan itu dibuat untuk mengecoh media," ujarnya lagi.
"Keisenganku membuat orang keluar dari 'zonanya' untuk membelaku, tapi mereka tidak marah-marah atau memperkeruh suasana seperti yang kita lihat di Internet, tapi justru membawa pesan kebaikan dan kemanusiaan."
"Dengan kata lain, keisenganku ini memberikan kesimpulan: jangan mudah percaya dengan kredibilitas media. Mereka adalah wartawan-wartawan lapar yang selalu ingin membuka topeng kebenaran, namun sering kali memelintir beritanya. Ini menunjukkan bahwa aku bisa jadi sumber berita dengan mudah," tambahnya lagi.
Pria yang mengaku berusia 23 tahun itu mengatakan kepada Guardian Australia bahwa nama aslinya adalah Tan Lie dan tinggal di Melbourne. Namun, ia menolak untuk memverifikasi lebih lanjut kebenaran indentitasnya.
"Well, yang harus kamu lakukan adalah punya kepercayaan dan menjalaninya. Aku sudah terlalu lelah. Panggil saja aku Tuan T," pinta pemuda itu.
Salah satu teman Facebook mengatakan bahwa ia bernama Tin Lie. Namun ketika ditanya apakah benar nama aslinya Thien Nguyen, baik Tuan T dan temannya itu menolak untuk berkomentar. Namun menurut sejumlah sumber, itu adalah benar namanya.
Menurut informasi yang beredar, si Phuc Dat Bich disebutkan sebagai seseorang yang bekerja di National Australia Bank atau NAB. Pria tersebut menolak memberikan nama 'lahir'nya itu kepada bank tersebut.
Juru bicara NAB pun enggan mengomentari masalah pribadi pekerjanya, termasuk nama keluarga dan nama lahirnya.
Pemilik akun Phuc Dat Bich hanya mengaku ingin membuat orang bahagia dengan leluconnya, dan belum memutuskan apakah ia akan mengubah profilnya di Facebook. Namun pada Kamis (26/11/2015), akun itu telah dihapus.
Hingga kini, tak satupun wartawan yang bisa mendapatkan konfirmasi, apakah Phuc Dat Bich benar-benar nama asli atau siapa sebenarnya orang itu
Para pemburu berita sebenarnya sempat berpikir itu hoax. Salah satunya adalah Trevor Long yang menulis bahwa berita itu bohong. Ia mengulik ada keganjilan di foto paspor yang Phuc Dat Bich posting.
Hal itu juga dibenarkan oleh Huy Luu, seorang pengajar bahasa Vietnam dan anggota Australian Vietnamese Women's Associaton.
"Ini pertama kalinya dalam hidupku menemukan nama keluarga 'Bich' dalam Vietnam," kata Huy Luu kepada Guardian. (Rie/Tnt)