Liputan6.com, Ankara - Militer Turki merilis rekaman suara yang diklaim sebagai peringatan terhadap jet tempur Rusia, sebelum pesawat ditembak jatuh dekat perbatasan Suriah.
Dalam rekaman itu, terdapat suara berbahasa Inggris yang mengatakan untuk segera mengubah arah laju armada itu.
Advertisement
"Change your heading south immediately atau ubah arah Anda ke selatan secepatnya," demikian bunyi peringatan itu terdengar seperti yang dimuat BBC, Kamis (26/11/2015).
Suara tersebut, menurut militer Turki, bagian dari 10 kali peringatan terhadap kedua pilot pesawat Su-24. Namun karena peringatan tidak digubris, pesawat-pesawat F-16 milik Turki menembaki pesawat Rusia itu.
Berikut rekamannya yang sudah beredar luas:
Sementara menurut pemberitaan Time, salah satu pilot Rusia yang selamat mengaku tak pernah mendapat peringatan seperti rekaman suara yang beredar tersebut.
Kedua pilot sempat melompat dari pesawat dengan menggunakan parasut namun salah seorang ditembak oleh kelompok pemberontak. Pihak Rusia menyebut pilot yang ditembak itu bernama Oleg Peshkov berpangkat letnan kolonel.
Adapun pilot pesawat jet pertama dapat diselamatkan dari wilayah timur laut Suriah yang dikendalikan kubu pemberontak, melalui campur tangan pasukan khusus Rusia dan Suriah dalam operasi selama 12 jam. Pilot yang selamat itu bernama Konstantin Murakhtin berpangkat kapten.
Sementara seorang lainnya tewas.
Tidak di Wilayah Turki
Kepada stasiun televisi Rusia, Kapten Konstantin Murakhtin menegaskan bahwa tak mungkin pesawat tersebut melanggar ruang udara Turki, seperti yang disampaikan pihak berwenang pemerintah Ibukota Ankara.
Dia mengaku mengetahui sangat baik kawasan terbangnya, dan pesawat yang mereka kemudikan tidak memasuki wilayah Turki sedetikpun.
"Tiada peringatan sama sekali baik melalui radio maupun secara visual. Jika mereka ingin memperingatkan kami, mereka bisa menunjukkan diri terbang secara paralel," kata Kapten Murakhtin dari pangkalan udara militer Hmeymim yang menjadi landasan pesawat tempur Suriah untuk melakukan serangan ke posisi-posisi pemberontak di Suriah.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras penembakan pesawat Rusia hingga jatuh di perbatasan Turki-Suriah. Dia menggambarkan penembakan itu sebagai tikaman dari belakang yang dilakukan oleh kaki tangan teroris.
Turki pun menegaskan pesawat tempur mereka menembak pesawat Rusia itu setelah mendapat peringatan melanggar ruang udara Turki.
"Semua pihak harus menghormati hak Turki melindungi perbatasannya," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin pun mengaku geram atas peristiwa itu. Ia mengaku tak habis pikir kenapa kejadian tersebut bisa terjadi.
"Itu perbuatan pengecut dan tidak bisa diterima," sebut Galuzin di kediamannya di Jakarta, 25 November.
Galuzin menyebut apa yang dilakukan Turki sama saja mendukung terorisme. Hal ini juga menunjukkan tindakan yang tak bersahabat oleh Turki terhadap negaranya.
"Turki teman kami, tapi malah melakukan tindakan ini saat Rusia sedang melawan terorisme," papar Galuzin.
"Kami kaget dan kecewa dengan perbuatan mereka. Sekarang kami tidak memperhitungkan mereka sebagai teman atau negara sahabat," tegas Dubes Rusia.
(Tnt/Rie)