Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia membawa citra negatif bagi Indonesia. Setidaknya negara seperti Singapura juga telah melancarkan protes karena kabut asap yang dihasilkan oleh kebakaran.
Namun sikap berbeda ditunjukkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Ia meyakini kebakaran hutan tersebut bukan disebabkan oleh aksi nakal perusahaan yang dengan sengaja membakar lahan dan hutan.
"Kita sadari bahwa setelah APEC dan soal asap, kebakaran hutan, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa perkebunan sawit, perusahaan, dan masyarakat tidak dengan sengaja ingin membakar sawitnya, lahannya," ujar dia saat memberikan sambutan dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2015 di Nusa Dua Bali, Kamis (26/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, JK meminta dunia usaha untuk turut serta melakukan perbaikan terhadap lahan rusak akibat kebakaran ini. Terlebih lagi, selama ini Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia lantaran wilayah hutannya yang luas.
"Ini adalah upaya yang tidak hanya pemerintah, tapi juga dunia. Karena seperti kita ketahui, hutan-hutan tropis di Indonesia selalu diakui dan diharapkan menjadi paru-paru dunia. Kalau paru-paru dunia rusak, maka harus merestorasi atau menjaga sustainability-nya, termasuk hutan," kata dia.
Selain itu, dia juga meminta industri-industri terkait untuk bisa melakukan penyeimbangan antara kepentingan perusahaan dengan kelestarian lingkungan. Dengan begitu, diharapkan kedua hal tersebut bisa berjalan seiringan tanpa harus ada yang dikorbankan.
"Jadi perkebunan sawit harus menyeimbangkan diri untuk berkembang, tapi terjaga lingkungannya. Itulah yang kita harapkan dari seluruh sistem yang ada. Pemerintah akan menegaskan apa pun yang dihasilkan, apa pun yang berdampak negatif, pasti akan berdampak kepada lingkungan," kata dia. (Dny/Ahm)**