Indonesia-Korea Sepakati Penerapan Konsep Desa ala Negeri Ginseng

7 Daerah di Indonesia menjadi sasaran penerapan konsep Saemaul Undong yang sudah dijalankan di Korea.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 26 Nov 2015, 22:02 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar menyepakati penerapan konsep Saemaul Undong di Indonesia. (Istimewa)

Liputan6.com, Seoul - Kunjungan balasan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar ke Korea Selatan membuahkan hasil. Kedua negara menyepakati membuat forum bersama guna mengembangkan konsep Saemaul Undong -- ala desa Korea -- di Indonesia.

Marwan menjelaskan, konsep Saemaul Undong memiliki kesamaan semangat dalam proses desa membangun. Kesamaan yang dimaksudkan, yakni adanya pengakuan terhadap nilai-nilai lokal serta partisipasi dan gotong royong dengan mengombinasikan kepimpinan yang memberikan contoh role model.

"Jadi dalam konsep ini ada partisipasi masyarakat dalam menentukan proses pembangunan desa, sehingga desa benar-benar menjadi subjek pembangunan sebagaimana paradigma desa membangun yang kita anut saat ini," ujar Menteri Marwan di Korea melalui keterangan yang diterima pada Kamis (26/11/2015).

Selain penerapan konsep Saemaul Undong, kedua negara juga menyepakati mengembangkan Information Network Village (Invil) di beberapa desa yang akan menjadi pilot project.

7 Daerah di Indonesia yang menjadi sasaran penerapannya, selain Bantul dan Gunung Kidul yang sudah lebih dulu, juga Madura, Situbondo, Bondowoso, Garut, dan Sukabumi.

Desa Berbasis IT

"Nantinya, pengembangan ini akan didukung oleh kedua kementerian, bahkan Kementerian Interior Republik Korea Selatan memiliki komitmen untuk mengajak berbagai perusahaan Korea dalam rangka mewujudkan Konsep Desa Berbasis IT di Indonesia," papar Marwan.

Sebagai Menteri Desa yang pertama di Indonesia, Marwan yakin kerja sama antara Indonesia dan Negeri Ginseng itu akan dilanjutkan kepada kerangka yang lebih teknis dan terukur untuk mewujudkan percepatan pembangunan perdesaan di Indonesia.

"Ada beberapa hal teknis yang sudah kita sepakati dan akan kita jalankan ke depannya dengan Korea, Kementerian desa yang baru pertama kali ada di Indonesia masih butuh banyak belajar dan bantuan dari beberapa negara maju seperti Korea," imbuh Marwan.

Kunjungan Menteri Desa ke Korea tidak hanya menjalin kerja sama antara pemerintah dan pemerintah. Kesempatan berkunjung di Korea Selatan juga dimanfaatkan Marwan menggelar pertemuan dengan Asosiasi Korea Indonesia dengani 50 anggota yang terdiri dari para wirausahawan.

"Dalam pertemuan dengan para wirausahawan tersebut juga telah disepakati, pada tahun 2016 asosiasi ini memberikan bantuan ke Indonesia berupa bantuan peralatan pemadam kebakaran. Direncanakan pada tahun yang sama mereka juga akan mendirikan pabrik di Indonesia," beber Marwan..

Kerja sama lainnya dengan Korsel, ungkap Marwan Jaffar, juga dengan Menteri Pertanian, Lee Dong-phil yang menawarkan investasi di kawasan perbatasan negara di Kalimantan dan Papua, NTB dan NTT.

"Kerja sama dilakukan dalam hal peningkatan kapasitas pertanian dan produksi yang berbasis desa," pungkas Marwan Jafar. (Tnt/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya