Harapan Stimulus Bank Sentral Eropa Angkat Bursa Saham Asia

Pelaku pasar berharap terhadap stimulus tambahan dari bank sentral Eropa.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Nov 2015, 08:50 WIB
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Jumat pekan ini seiring harapan stimulus tambahan dari bank sentral Eropa dapat mendukung aset berisiko. Sementara itu, euro berada di posisi terendah dalam tujuh bulan.

Indeks saham acuan MSC Asia Pacifik di luar Jepang cenderung mendatar karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Indeks sahama cuan di Jepang, Korea Selatan dan Australia masing-masing naik 0,2 persen.

Sentimen kebijakan bank sentral Eropa mempengaruhi laju bursa saham Asia menjelang akhir pekan ini. Bank sentral Eropa akan melakukan pertemuan pada Kamis pekan depan. Sebagian besar pasar mengharapkan stimulus dengan pembelian aset dan tingkat suku bunga deposit yang rendah.

Pelaku pasar berspekulasi kalau bank sentral Eropa dapat memangkas suku bunga lebih besar dari konsensus pasar sekitar 0,10 persen.Meski pun pasar keuangan libur di Amera Serikat, indeks saham Eropa masih bukan.

Indeks saham FTSE Eurofirst 300 naik 0,9 persen, dan menuju ke level tertinggi dalam tiga bulan, yang dipimpin oleh saham-saham Jerman.Sementara itu, euro bergerak di kisaran US$ 1.0606, dan tidak jauh dari level US$ 1.0565.

"Pelaku pasar terus kehilangan uang dengan memegang euro. Sulit untuk melihat euro bergerak menguat," ujar salah satu pelaku usaha di sebuah bank Jepang seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (27/11/2015).

Yen sedikit berubah terhadap dolar ke level 122,63 per dolar AS. Pelaku pasar sepertinya tidak terlalu menanggapi serangkaian data ekonomi termasuk tingkat pengangguran yang tiba-tiba jatuh ke level terendah dalam dua dekade di 3,1 persen.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun tipis ke level US$ 45,62 per barel pada perdagangan Kamis pekan ini. Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat melemah 1,1 persen menjadi US$ 42,57 per barel. (Ahm/Zul)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya