Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengampanyekan 'Yuk Nabung Saham' untuk mendorong pengembangan pasar modal. Tak sekadar kampanye, langkah tersebut juga ditindaklanjuti dengan dengan beragam kegiatan yang dilakukan di BEI pusat dandi kantor perwakilan.
Di BEI pusat, manajemen akan segera menggelar expo yang bakal diselenggarakan pada pertengahan Desember 2015. Sementara di daerah, BEI berupaya menggandeng masyarakat dari nelayan sampai perguruan tinggi.
Baca Juga
Advertisement
"Program untuk kampanye edukasi kita lakukan secara masif. Desember pertengahan bulan kita akan lakukan expo Yuk Nabung Saham di sini, semacam expo. Teman-teman perwakilan juga bergerak, mengikuti beberapa berita kita sudah masuk programnya nelayan. Awal Desember kita sudah masuk Yuk Nabung Saham dengan mahasiswa. Salah satu perguruan tinggi di Jawa Tengah akan memulai Yuk Nabung Saham untuk mahasiswa sekitar 1.500 mahasiswa," kata Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan, di kantornya, Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Program Yuk Nabung Saham sendiri merupakan inisiatif BEI yang salah satunya mengubah paradigma masyarakat jika menabung tidak hanya di bank. Seperti halnya dengan program menabung di emas yang dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero). Dengan begitu, masyarakat pun banyak pilihan untuk investasi.
"Karena kebiasaan atau pemikiran kita. Nabung kesannya ke bank padahal kalau bank nabungnya uang. Tapi kan nabung bukan monopoli bank. Anda pernah dengar nabung emas Pegadaian kita bisa beli mas, nabung emas. Itu istilahnya nabung kok. Nabung bank, ini nabung di BEI," ujarnya.
Program Yuk Nabung Saham sendiri diluncurkan pada 12 November 2015. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang waktu itu meresmikan mengatakan ukuran kesejahteraan masyarakat dapat dinilai dari banyak sisi seperti penghasilan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan lainnya. Namun, salah satu acuan yang tepat adalah investasi.
"Hanya investasi meningkatkan nilai tambah, produktivitas, dan lapangan kerja. Itu lah negara maju atau tidak maju," kata dia.
Pria yang akrab disapa JK itu mengatakan untuk investasi sendiri membutuhkan modal. Inilah, ujar dia pentingnya peran perbankan dan pasar modal. Terkait dengan pasar modal, dia menerangkan merupakan media untuk investasi. Di sisi lain, untuk pemerataan kepemilikan ke masyarakat.
"Itulah tentu tahu betul mekanisme apa yang dijalankan, memang di Indonesia untuk investasi tentu diperlukan tabungan lewat bank, atau tabungan itu berbentuk investasi yang diharapkan di sini," tutupnya. (Amd/Zul)