Pantang Menyerah: Kisah Keluarga Hebat dengan 2 Anak Disabilitas

Keterbatasan ekonomi dan kelumpuhan 2 orang anak tidak menghentikan sebuah keluarga di kawasan Kragilan, Sleman untuk maju.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Nov 2015, 13:26 WIB
Keterbatasan ekonomi dan kelumpuhan 2 orang anak tidak menghentikan sebuah keluarga di kawasan Kragilan, Sleman untuk maju.

Liputan6.com, Sleman - Keterbatasan ekonomi dan kelumpuhan 2 orang anak tidak menghentikan sebuah keluarga di kawasan Kragilan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk terus maju.

Kala matahari belum tinggi, kesibukan di rumah keluarga Eni dan Bronto mulai terlihat. Sang ibu menyiapkan barang-barang untuk dijual dan 2 putri tercintanya beraktivitas. 

Setelah persiapan selesai, seperti biasa Eni mengantar anak keduanya Trivena Katrina ke sekolah. Walau menyandang lumpuh layuh Trivena tak ingin dipandang berbeda.

"Yang selalu ibu tekankan harus belajar dengan giat biar mendapat nilai yang bagus," kata Trivena. 

Eni sang ibu telah terbiasa mengerjakan banyak hal. Usai mengantar anaknya, ia mengantar pesanan telur ke sejumlah pelanggan. Pendapatan sang suami sebagai petugas rumah sakit sangat terbatas, olah karenanya Eni menutup kebutuhan keluarga dari berjualan telur hingga mencuci baju dan memijat.

Sesibuk apapun, Eni selalu mengingatkan 2 anaknya untuk berjuang sebaik mungkin. Karena ia tahu perjalanan hidup tidak akan mudah. 

Seperti Trivena, sang adik bernama Manila Kristin juga sama seperti kakaknya. "Lambat laun anak ini kondisinya makin lama makin menurun karena virusnya menyerang bagian syaraf atau ototnya," ungkap Eni.

Sejauh ini petuah Eni untuk kedua anaknya tidaklah sia-sia. Di usia 21 tahun walau harus selalu berada di kursi roda Manila Kristin selalu meraih prestasi tinggi di sekolah. Saat kuliah indeks prestasinya berkisar 3,7 hingga 4. Sekarang Manila telah dipercaya sebagai asisten dosen.

Bagi keluarga Eni dan Bronto, panduan menjalani hidup adalah berjuang dan bersyukur. "Kita sebagai orangtua yang memiliki anak disabilitas, harus mengusahakan," ucap Bronto sang ayah.

Harapan Eni dan Bronto, 2 anak mereka bukan hanya bisa hidup mandiri tapi juga bisa bermanfaat bagi orang lain.

"Bersyukur karena memilki 2 orangtua yang cukup luar biasa menurut saya. Mereka selalu support dan memang dari kecil itu mereka selalu support untuk sekolah di sekolah umum," ujar Manila.

Saksikan perjuangan Ibu Eni dan pak Bronto selengkapnya dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (27/11/2015), di bawah ini. (Mar/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya