Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penghematan devisa sebesar Rp 214 miliar per hari didorong proyek peningkatan kapasitas dan kehandalan kilang Cilacap.
Sudirman menyebutkan, ada tiga bentuk proyek yang dijalankan PT Pertamina (Persero) untuk peningkatan kapasitas dan kehandalan kilang Cilacap. Yang pertama adalah Residual Fluid Catalytic Cracking Refinery (RFCC) Unit IV Cilacap yang telah berhasil memanfaatkan ampas minyak mentah yang telah dikelola ( residue) menjadi produk kilang bernilai tinggi.
Proyek yang telah diresmikan wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tersebut telah meningkatkan produksi Premium di kilang Cilacap dari 61.000 barel per hari (bph), menjadi 91.000 bph sehingga impor Premium dapat ditekan. Dengan begitu devisa yang dapat dihemat dari proyek tersebut US$ 3,56 juta per hari.
Baca Juga
Advertisement
"Kilang ini mengolah semua residu kemudian diolah menjadi produk utama. RFCC dibangun sejak 4 tahun lalu. Hari ini beroperasi 100 persen, investasinya lebih Rp 11 triliun," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Sudirman melanjutkan, proyek berikutnya adalah Proyek Langit Biru yang digarap bersama JGC Corporation sebagai kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC). Proyek senilai US$ 392 juta tersebut, nantinya dapat memproduksi gasoline 100 persen dengan kadar Research Octane Number (RON) 92 sebanyak 91 ribu bph.
Dengan begitu dapat menekan impor RON 92 dan devisa yang dapat dihemat sekitar US$ 1,49 juta per hari. Sudirman menambahkan, proyek berikutnya adalah Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai investasi sekitar US$ 5,5 miliar. Proyek tersebut menjadikan kilang Cilacap menjadi terbesar di Indonesia.
Dengan memiliki keekonomian yang meningkat melalui tiga parameter kunci, yaitu peningkatan kapasitas total crude distillate unit (CDU) dari sekitar 345.000 barel per hari menjadi 370.000 barel per hari, kompleksitas kilang meningkat dari 3 menjadi 9.
Peningkatan hasil produksi dengan nilai tinggi dari semula sekitar 73 persen menjadi 96 persen, dapat menghemat devisa US$ 10,52 juta per hari."Tiga proyek strategis ini hemat devisa US$ 15,84 juta atau Rp 214 miliar," pungkas dia. (Pew/Ahm)