Liputan6.com, Malang - Sabtu, (28/11/2015) hari ini Persija Jakarta menjadi merayakan ulang tahun ke-87. Hampir 9 dekade berdiri, tim Ibukota Jakarta ini justru kering prestasi.
Masalah finansial yang melanda membuat taring Macan Kemayoran tumpul. Komposisi skuat terbaik Persija cerai berai gara-gara krisis keuangan. Sudah tidak terhitung berapa kali manajemen menunggak gaji pemain.
Advertisement
Praktis, masalah ini berbanding lurus dengan performa tim di atas lapangan. Persija lebih banyak berkutat di papan tengah dan bawah. Bahkan, musim lalu Persija gagal lolos dari fase grup Wilayah Barat ISL. Masalah gaji jelas berdampak buruk bagi persiapan tim. Di Piala Presiden beberapa waktu lalu, Persija harus puas langkahnya terhenti di babak grup.
Padahal, kilas balik ke belakang, Persija termasuk salah satu tim yang disegani di era perserikatan. Tercatat, Persija tercatat 9 kali merebut juara, pada musim 1931, 1933, 1934, 1938, 1954, 1964, 1973, 1975, 1979. Kemudian, di era Liga Indonesia, Persija sekali juara musim 2001.
Meski jauh dari prestasi menginjak usia 87 tahun, Persija masih memiliki energi untuk bisa berbicara banyak di level nasional. Persija mampu tampil meyakinkan di Piala Jendral Sudirman. Dua kali memetik kemenangan, kontra PBR dan Sriwijaya FC. Masing-masing dengan skor 1-0 dan 2-0.
Dua kemenangan ini praktis membuat Persija lolos ke babak 8 besar setelah mengumpulkan enam poin. Dengan menggunakan sistem head to head, Persija sudah menyingkirkan dua tim tersebut. Apapun hasil pertandingan sisa di grup ini tidak akan mengubah posisi klasemen, kecuali posisi 1-2 yang dihuni Arema dan Persija.
Demi kado ulang tahun, menjadi spirit Persija ketika berduel di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (28/11/2015) hari ini melawan sang tuan rumah, Arema Cronus.
Bermain Tanpa Beban
Kendati demikian, pelatih Arema, Bambang Nurdiansyah tidak ingin memberikan beban berlebih pada tim asuhannya. "Bila pertandingan melawan Arema dijadikan misi wajib menang, itu mendatangkan beban pada pemain. Saya ingin pemain bermain lepas dan memberikan yang terbaik untuk Persija."
"Jadi jangan saat momen ulang tahun, Persija bermain bagus. Saya selalu meminta pemain menjaga harga diri Persija sekaligus sebagai pribadi," dia melanjutkan.
Melawan Arema, Bambang menyatakan tidak akan mengubah taktik permainan. Namun, kemungkinan besar dia akan merotasi pemain, terutama di lini belakang menyusul kartu merah yang didapat OK John di pertandingan kontra Sriwijaya FC. Gunawan Dwi Cahyo bisa menjadi alternatif untuk mengisi posisi yang ditinggalkan OK John.
"Saya pikir Maman Abdurahman bakal kembali ke posisi aslinya di bek tengah setelah dua kali bermain di sayap kiri," kata pelatih yang akrab disapa Banur tersebut kepada Liputan6.com, Jumat (27/11/2015).
"Dua laga sisa lawan Arema dan Gresik United menjadi kesempatan untuk mencoba beberapa pemain. Saya ingin mengetahui pengaruh dari pemain tersebut saat menjadi starter terhadap permainan tim," ujar Banur, mantan striker Timnas Indonesia ini.
Soal taktik bermain, pelatih yang menangani Persita Tangerang di Piala Presiden ini tetap mempertahankan pola permainan. Skema permainan 4-1-2-3 yang diterapkan Banur sukses memberikan Persija kemenangan saat bersua Sriwijaya FC (SFC). Dengan startegi tersebut, Persija berusaha menguasai lapangan tengah permainan.
"Permainan kami tidak jauh berbeda seperti saat melawan Sriwijaya FC. Kami sudah siap mengantisipasi Arema," kata pelatih yang karib disapa Banur ini di Malang, Jawa Timur, Jumat (27/11/2015).
Advertisement
Arema Rusak Pesta Persija
Di lain pihak, bek Arema yang juga mantan pemain Persija, Hasyim Kipuw menegaskan siap memberikan kado berupa kekalahan di ulang tahun Tim Ibukota itu.
"Mereka besok merayakan ulang tahun. Tentu ini menjadi motivasi tersendiri. Saya siap mengganggu pesta mereka dan beri kado yang buruk," tekad mantan pemain Persebaya Surabaya itu di Malang, Jumat (27/11/2015).
Pelatih Arema, Joko Susilo menegaskan timnya tidak akan bermain mata pada laga ini. Potensi tersebut bisa terjadi bila Arema ingin keluar sebagai juara grup A. Terlebih, Persija sendiri sudah memastikan langkah ke babak 8 besar karena unggul head-to-head dari PBR dan SFC.
"Tidak ada istilah main mata, lawan siapapun, bagaimana keadaannya, kami bermain sportif dan fair play. Bentuk sportifitas itu adalah kami main untuk menang," papar pelatih yang akrab disapa Gethuk ini.
Sang pelatih pun mewaspadai tren menanjak Persija yang sudah memetik dua kali kemenangan serta menorehkan clean-sheet alias tidak kebobolan."Mereka sudah dua kali menang. Tentu mereka sangat termotivasi menghadapi Arema," kata Gethuk.
Joko juga meminta pemain Arema tidak terlena setelah memastikan satu tempat di babak perempat final. Dari klasemen grup A, Singo Edan sementara berada di puncak klasemen memetik 9 poin. Dia pun meminta pemain tidak terlena ketika bersua Persija.
"Kami tidak boleh takabur meski sudah pasti lolos ke perempat final. Kami akan tetap main normal seperti biasa. Apalagi lawan kami sekelas Persija yang dipenuhi pemain senior. Sekali saja lengah, Persija akan mengambil keuntungan dan mencetak gol," ujar mantan asisten pelatih mendiang Suharno tersebut.
Arema di Atas Angin
Mengamati rekor pertemuan, Arema sejatinya bisa dijagokan keluar sebagai pemenang. Dalam empat pertemuan terakhir, sejak 2014, Persija selalu gagal mengalahkan Arema.
Bahkan, di pertandingan ISL musim 2015-16, pertemuan mereka berujung drama 8 gol setelah bermain imbang 4-4. Persija juga sempat mengalami kekalahan besar 1-5 ketika bersua dengan Arema. Itu terjadi di ISL musim 2009-10.
Pada ajang pramusim 2015, Arema dan Persija sudah dua kali bertemu. Di pertemuan pertama pada Trofeo Persija 2015, kedudukan berakhir imbang tanpa gol. Kemudian dalam ujicoba di Kanjuruhan, Arema menang lima gol tanpa balas.
Dari data yang dilansir Soccerway, dari delapan kali pertemuan sejak 2013 di dua kompetisi ISL dan Inter Island Cup, Arema menang 5 kali, Persija menang sekali serta dua laga bermain imbang. (Rjp/Rco)
Advertisement