Liputan6.com, Jakarta - Pada 17 September 1973, hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Selatan diresmikan. Sejak saat itu kedua negara menjalin persahabatan, bahkan menjadi mitra strategis mulai 2006.
Salah satu simbol hubungan baik tersebut, RI dan Korsel sedang mengembangkan jet tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Program tersebut sejalan dengan niat Indonesia untuk mandiri dalam hal alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Namun, program pengembangan jet tempur yang dimulai pada 2010 tak semudah membalikkan telapak tangan.
Baru-baru ini, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengumumkan penundaan sementara proyek KFX/IFX. Dengan alasan prioritas.
Meski demikian, Menhan menambahkan, ke depan proyek tersebut bisa dilanjutkan. Sebab, bisa memproduksi pesawat tempur sendiri adalah salah satu cita-cita Indonesia.
Menanggapi perkembangan tersebut, Duta Besar Korsel untuk Indonesia Cho Tai-young mengatakan, proyek KFX/IFX punya arti penting yang krusial bagi 2 negara.
"Hingga saat ini kita menggunakan pesawat tempur produksi Amerika Serikat, Eropa, mungkin China atau Rusia," kata Cho dalam wawancara khusus dalam program 'The Ambassador' Liputan6.com.
Dubes yang sudah 17 tahun bertugas di Indonesia itu menambahkan, RI dan Korsel telah bersepakat untuk bekerja sama, mengembangkan pesawat jet yang akan digunakan di masa depan.
"Targetnya, pada 2025, 10 tahun dari saat ini, jet tempur yang dibuat Indonesia dan Korea akan terbang di langit Jakarta," ujar Dubes.
"Dan terbang juga di Korea Selatan. Bukankah itu luar biasa?"
Dubes Cho menambahkan, terkait peralatan pertahanan (alutsista), Korsel ingin lebih erat menjalin hubungan dengan Indonesia.
"Korsel ingin melangkah lebih jauh, dari sekedar jual beli. Dengan melakukan pengembangan bersama."
Selain soal jet tempur masa depan Indonesia dan Korsel, Cho memaparkan investasi Negeri Ginseng ke Indonesia yang kian beragam.
Pada sisi lain, mantan Dubes Korsel untuk Bangladesh itu menyebut, salah satu bank di Indonesia segera membuka cabangnya di Korsel. "Bank BNI akan menjadi perusahaan pertama Indonesia yang membuka cabang di Korea. Itu adalah awal yang baik," tutur dia.
Dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com, Dubes Korsel menjawab banyak pertanyaan, tentang kerja sama ekonomi, isu nuklir Korut, potensi reunifikasi dua Korea, hingga K-pop yang memikat hati kaum muda Tanah Air.
Dubes yang tekun mempelajari Bahasa Indonesia itu juga mengungkapkan ketertarikannya pada Nusantara, termasuk lagu-lagunya. Sudah 10 lagu dihapal. Dari 'Bengawan Solo' hingga 'Sakitnya Tuh Disini' yang dipopulerkan Cita Citata.
Tak ketinggalan Dubes Cho Tai-young menunjukkan kebolehannya menyanyikan lagu 'Satu Nusa Satu Bangsa'.
Saksikan wawancara Liputan6.com selengkapnya dengan Duta Besar Korsel untuk Indonesia Cho Tai-young:
Advertisement
Baca Juga