Liputan6.com, Bengkulu Banyak cara dilakukan para seniman untuk mengkritisi kondisi sosial yang sedang bergejolak saat ini.
Salah satunya dilakukan Ahmad Syahrani atau akrab disapa Ranik, pelukis yang sering menuai kontroversi di dunia seni rupa Bengkulu ini memamerkan lukisan seorang pria berotot mengenakan sarung tinju, sambil mengangkat seekor tikus sebagai perlambang kekuatan seorang koruptor.
Advertisement
"Ini sindiran untuk ketua DPR yang bermanuver dalam unjuk kekuatan sebagai seorang koruptor yang perkasa," ujar Ranik di Bengkulu (28/11/2015).
Legalisasi seorang Ranik disebabkan oleh pemberitaan yang mempertontonkan kekuatan politik di parlemen, yang saat ini terlihat saling sikut dan saling menjatuhkan, padahal masyarakat bisa menilai siapa yang paling bertanggung jawab terhadap kasus rekaman terkait lobi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Korupsi kata dia, saat ini sudah mencapai titik nadir bagi Indonesia, meskipun masih ada lembaga yang bisa dijadikan harapan untuk melakukan pembersihan terhadap para "tikus koruptor".
"Korupsi sudah merusak identitas Indonesia, harus ada gerakan bersama untuk membasminya, kami para perupa mencoba untuk melakukan sesuatu yang kami bisa," pungkas Ranik. (Yuniarti Hardjo Putro/Ibo)