Liputan6.com, Bali - Pagi yang baru juga memulai harapan baru di Pantai Pemuteran, Buleleng, Bali. Diapit laut dan gunung atau biasa disebut nyegara gunung, pantai berpasir hitam ini adalah salah satu tujuan wisata para pecinta kehidupan bawah air terutama para turis Eropa.
Seperti ditayangkan Destinasi dalam Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (28/11/2015), terletak di Buleleng, Pemuteran dulunya adalah daerah yang sangat miskin dengan kondisi bawah laut yang rusak. Selama bertahun-tahun kawasan ini berbenah dan kini menjadi salah satu destinasi wisata menyelam.
Advertisement
Diturunkan ke dasar laut oleh 49 penyelam dari berbagai daerah, 4 Gajah Mina akan mengawal Dewa Baruna di bawah laut. Sehari setelah ditenggelamkan tibalah saatnya memberi kehidupan bagi biorock.
Tim penyelam pun berkumpul untuk memasang kabel listrik di struktur di bawah laut. Saat semua sudah siap, tibalah saat menyelam. Tim penyelam memasang instalasi listrik untuk biorock Gajah Mina satu demi satu. 4 Gajah Mina dililit kabel listrik termasuk Patung Dewa Baruna.
Menggunakan listrik bertegangan rendah pada lilitan kabel listrik, tentunya tidak membahayakan dan ramah lingkungan. Dengan aliran listrik, biorock dapat tumbuh 2 hingga 6 kali lebih cepat daripada terumbu karang buatan biasa.
Pada sejumlah biorock lain yang telah dipasang terlebih dulu, sedikit demi sedikit terumbu karang mulai tumbuh dan mengundang ikan-ikan mendekat.
Di pantai, para warga pun bersuka cita. Tahun ini untuk pertama kalinya digelar festival menyelam yang diberi nama Buleleng Bali Dive Festival untuk menunjukkan keindahan Pemuteran.
Saat fetival digelar, ada beragam layangan unik, melukis di tepi pantai ,hingga lomba mencari harta karun. Para pencari harta karun harus mencari kerang di dasar laut yang di dalamnya bisa saja berisi mutiara berharga. (Vra/Ado)