'Kapal Hantu' Berisi Jasad Manusia Terdampar di Jepang

Setidaknya ada 11 'kapal hantu' yang ditemukan di Jepang sepanjang Oktober-November 2015. Dari Korea Utara?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 28 Nov 2015, 20:04 WIB
Sejumlah 'kapal hantu' terdampar di pesisir Jepang (AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Sejumlah kapal terdampar di pesisir Jepang. Bahtera-bahtera itu menepi terbawa ombak, tanpa dikemudikan manusia. Menjadi 'kapal hantu'.

Setidaknya ada 11 kapal yang ditemukan sepanjang Oktober-November 2015. Semua dibuat dari kayu. Beberapa di antaranya rusak berat dan terdapat jasad manusia yang mulai terdekomposisi dalamnya.

Bahkan, salah satu petugas penyelamat mengaku menemukan sebuah kapal yang berisi 20 jasad pelaut yang terurai parah. "Bahkan rupanya menyerupai kerangka," kata dia kepada kantor berita NHK.

Sejumlah kapal telah dibawa ke sejumlah pelabuhan. Namun, jasad-jasad manusia di dalamnya belum teridentifikasi. Seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (28/11/2015).

Selasa lalu, salah satu kapal ditarik ke pelabuhan Fukui. Penjaga pantai menemukannya sekitar 100 kilometer di lepas pantai Jepang.

Stasiun televisi Tokyo Broadcasting System melaporkan, sejumlah jasad manusia ditemukan di dalamnya. Dalam kondisis terurai hingga memperlihatkan tengkorak.

Dari mana kapal hantu itu berasal? Masih jadi misteri. Sejumlah teori bermunculan liar.

Media Negeri Sakura menduga, kapal-kapal kayu itu diduga berasal dari Korea Utara.

Sejumlah bukti mengarah pada dugaan, 'kapal hantu' di Jepang berasal dari Korea Utara (NHK)



Stasiun televisi NHK menyebut, sejumlah tulisan dalam huruf Korea ditemukan di atas kapal, juga pada pakaian yang tertinggal di dalamnya.



Sejumlah ahli menduga, mereka adalah kapal ikan Korut -- korban kebijakan negara paling mengisolasi di muka bumi itu, yang berniat menggenjot industri perikanan untuk memperkuat ketahanan pangan. 

Jenazah manusia yang terurai parah ditemukan dalam 'kapal hantu' yang terbuat dari kayu (NHK)



Diduga kapal-kapal nelayan tersebut tersesat di laut lepas, karena tak memiliki peralatan modern seperti Global Positioning System (GPS).

Beberapa orang lainnya berspekulasi, kapal-kapal itu adalah kendaraan bagi mereka yang ingin meloloskan diri dari tekanan rezim Kim Jong-un. Namun, perjalanan mereka terjebak badai. (Ein/Bob)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya