Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan memasang panel surya (solar cell) di lingkungan Istana Negara pada tahun ini. Sayangnya, instruksi tersebut sepertinya tidak dapat terlaksana.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldi Dalimi mengungkapkan, Jokowi mengeluarkan instruksi atau keputusan agar Istana Negara dan seluruh kantor pemerintahan terpasang pembangkit listrik yang bersumber dari matahari. Targetnya diresmikan Agustus 2015.
"Ternyata Agustus kemarin tidak diresmikan, katanya tidak ada yang mau bangun PLTS di Istana. Tidak ada yang mau memasukkan tawaran," ucap Rinaldi usai menghadiri acara Energi Kita di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (29/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Seharusnya, kata Rinaldi, jika itu instruksi Presiden, maka tidak perlu melakukan tender. Namun ada dilema apabila tidak menjalankan pelaksanaan tender pembangunan PLTS di Istana Negara.
"Mungkin kalau tidak tender, si pelaksana bisa kena KPK. Jadi ada dilematis, karena yang begini ini mengakibatkan banyak pengambil keputusan tidak berani mengambil keputusan. Tapi pemerintah sudah mengeluarkan aturan setiap kebijakan tidak dikriminalisasi," tegasnya.
Rinaldi mengaku, PLTS rencananya bakal dibangun di lingkungan Istana Negara pada tahun depan. "Tapi di kantor DEN dan di tempat parkirnya sudah dipasang solar cell. Jadi kita lebih dulu lho. Waktu itu kan Pak Jokowi minta Istana duluan dipasang," bangga Rinaldi.
Alasan presiden ingin memasang panel surya di istana Negara agar bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Selama ini, sebagian besar masyarakat hanya mengandalkan aliran listrik dari PLN. Padahal, dengan memanfaatkan panel ini, rumah tangga bisa memiliki pembangkit listrik sendiri.
Selain itu dengan menggunakan panel surya ini, masyarakat sebenarnya bisa melakukan penghematan karena sebagian kebutuhan listriknya dihasilkan dari solar cell. Saat ini untuk 1 meter persegi itu menghasilkan 100 watt dengan biaya pemasangan sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta.