Meski Tak Ikut Bertempur, Jerman Kirim Pasukan Dukung Koalisi

Di Jerman sendiri, publik masih tidak menyetujui pengiriman pasukan ke luar negeri kecuali dalam misi perdamaian.

oleh Rinaldo diperbarui 29 Nov 2015, 23:36 WIB
Perang di Suriah dan Irak membawa dampak lintas batas negara dan benua. Globalisasi menunjukkan sisi kelamnya.

Liputan6.com, Berlin - Jerman akan mengirim 1.200 tentara ke Timur Tengah pada akhir tahun untuk Memberikan layanan dan dukungan bagi rencana koalisi dalam memerangi kelompok militan ISIS. Demikian disampaikan salah seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Jerman pada Minggu waktu setempat.

Kanselir Angela Merkel sebelumnya memang berjanji untuk mendukung penyerangan terhadap ISIS selama pembicaraan terakhir dengan Presiden Prancis Francois Hollande, yang meminta lebih banyak negara membantu memerangi terorisme setelah serangan mematikan 13 November lalu di Kota Paris.

Namun, rencana ini masih membutuhkan persetujuan dari Parlemen Jerman. Termasuk soal batasan yang digariskan Panglima Militer Jerman Volker Wieker, bahwa bantuan itu tidak termasuk keterlibatan langsung dalam serangan udara koalisi.

"Sebuah kapal Jerman juga akan menemani kapal induk Prancis Charles de Gaulle, yang direncanakan untuk mengisi bahan bakar jet tempur dari negara koalisi," kata Wieker seperti dikutip Reuters, Minggu (29/11/2015).

Wieker juga mengatakan, Jerman sedang dalam pembicaraan dengan Yordania dan Turki untuk penempatan pesawat Tornado yang nantinya difungsikan untuk pengintaian di wilayah tersebut.

Ini senada dengan keterangan seorang anggota parlemen senior Jerman pekan lalu yang mengatakan bahwa Jerman akan mengerahkan jet pengintai untuk mendukung Prancis dalam melawan militan ISIS di Suriah.

Para pejabat Jerman mengatakan bahwa Merkel melihat peran yang lebih besar perlu dilakukan sebagai harga untuk membayar dukungan Hollande dalam menanggulangi krisis pengungsi di Eropa.

Di Jerman sendiri, publik masih tidak menyetujui pengiriman pasukan ke luar negeri kecuali dalam misi perdamaian. Penolakan ini sebagian karena kenangan akan militerisme Nazi. (Ado/Dms)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya