Liputan6.com, Jakarta - Pada suatu hari, genarasi mendatang akan melihat bagaimana kita menghabiskan sumber daya alam dengan memakai bahan bakar fosil. Mereka bisa jadi akan tertawa betapa bodohnya kita untuk tidak bisa mendapatkan energi dari sumber terbarukan.... seperti, bangkai kucing misalnya?
Jangan salah, sains pun mendukung bahwa ada bahan-bahan yang terkesan 'nyeleneh', namun bisa sama efektifnya untuk menjadi penggerak mobil dibanding bahan bakar minyak.
Advertisement
Dikutip sebagian dari Car Keys, Senin (30/11/2015), inilah mobil dengan bahan bakar alternatif yang tak terduga.
Kopi
Kopi
Kendaraan gagasan Martin Bacon memecah rekor sebagai kendaraan tercepat dengan bahan bakar kopi.
Bacon menciptakan mobil pick-up dengan bodi Ford P100, dan sebagai bahan bakarnya, ia menggunakan pelet ampas kopi yang dipanaskan dengan api arang di belakang truk. Ampas kopi berubah menjadi karbon monoksida dan hidrogen.
Hidrogen yang diproduksi dibakar di kendaraan, menyediakan tenaga yang cukup untuk P100 mencapai kecepatan tertinggi di 105,57 km per jam.
Bacon dan tim-nya juga telah membangun mobil lainnya, termasuk Mk2 Scirocco dan Rover SD1.
Advertisement
Kuda
Kuda
Tenaga kuda saat ini digemari oleh industri, namun Naturmobil menggunakan tenaga kuda secara harfiah.
Hadi Mirherjazi, penggagas Naturmobil menciptakan kendaraan hibrida yang menggabungkan tenaga elektrik dan kuda sungguhan yang berjalan di treadmill, menghasilkan listrik untuk batere dan listrik motor.
Keceparan Naturmobil diestimasi ada antara 16 sampai 24 km per jam, namun kendaraan ini bisa mencapai kecepatan tertinggi 80,5 km per jam. Tidak seperti kendaraan tradisional, Naturmobil tidak perlu diisi kembali tenaganya, selama kuda masih bisa berjalan dan hidup.
Dalam pembuatan kendaraan, kuda duduk di bawah jaket yang diisi air dingin untuk menjaganya tetap sejuk dan nyaman. Untuk mengatasi masalah 'emisi', disediakan kantung penampung kotoran, yang mengumpulkan kotoran di kuda di bawah treadmill.
Ada beberapa kelemahan: Naturmobil tidak cocok untuk iklim panas, tidak bisa lewat di jalan tol dan jalan raya, dan tak ada pemisah antara kuda dan pengendara.
Kotoran Manusia
Kotoran Manusia
Layanan bus pertama ditenagai tak lain dan tak bukan dari kotoran manusia sudah resmi berjalan di Bristol sejak tahun 2013 lalu.
Dinamakan Bio-Bus, kendaraan ditenagai oleh gas biomethane yang diproduksi oleh firma tenaga GENeco dari sistem penyaluran pembuangan. Menurut tekhnisi GENeco, satu tanki tenaga bisa diproduksi dari zat pembuangan dari lima orang, dan mentenagai kendaraan hingga sejauh 305 km.
Menariknya lagi, kendaraan dengan tenaga bahan ini bisa mencapai performa yang setara dengan yang ditenagai diesel atau petrol, dan memiliki emisi lebih sedikit.
Limbah pabrik Bristol berasal dari 75 juta meter kubik limbah setiap tahunnya, dan mampu menghasilkan 17 juta biomethane per tahun sebagai hasilnya.
Advertisement
Bangkai Kucing
Bangkai Kucing
Inilah bahan bakar alternatif yang paling kontroversial.
Aktivis hak hewan Jerman naik darah ketika mendengar mengenai teknologi tenaga kendaraan dari jasad kucing yang telah mati.
Christian Koch, penemu, membuat teknologi bio-diesel mengerikan ini dari resep rahasia rumah tangga yang tidak disebarluaskan. Menurutnya, ia bisa mentenagai mobil biasa dengan tenaga diesel lebih jauh 16 ribu mil jika ditambah tenaga kucing.
Perusahaannya, Alphakat GmbH, menyatakan bahwa tenaga bio-diesel paten bisa diproduksi untuk sekitar 16p per liternya. Diperlukan 20 kucing mati untuk memproduksi tenaga yang cukup untuk mengisi tanki 50 liter.
Namun, dari mana Koch mendapatkan kucing belum jelas.
Ampas Tahu
Ampas Tahu
Kali ini, ide unik datang dari Tanah Air.
Berlatar belakang mencari bahan bakar alternatif ramah lingkungan, mahasiswa Politeknik Jember menciptakan mobil Mobela yang ditenagai dengan bahan bakar ampas tahu dan jagung.
Zat etanol yang diproduksi oleh olahan ampas tahu dan jagung lah yang bertanggung jawab menggerakkan mobil.
"Bahan bakar di Indonesia sudah mulai langka, jadi kita membuat mobil menggunakan bahan bakar etanol," ungkap Adi Mardijana, salah satu tim pembuat mobil pada Net TV.
Prof. Dr. Ir. Djoko Sungkono dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menyatakan, nilai oktan bioethanol lebih tinggi dibandingkan bahan bakar premium, sehingga bioethanol lebih cepat terbakar dan memiliki gas buang yang lebih kecil. Mobil dengan mesin motor 4 tak ini juga bisa mencapai kecepatan 40 km/jam. (Ikr/Tnt)
Advertisement