Liputan6.com, Jakarta - Bibir Pantai Ancol mendadak dipenuhi jutaan bangkai ikan yang membuat udara di kawasan rekreasi tersebut menjadi bau amis. Ikan-ikan itu mati dan mulai terdampar pada pagi tadi.
Kasubdit Penegakan Hukum (Gakkum) Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Metro Jaya Kompol Edi Guritno menuturkan warga mengaku sebelum fenomena ini terjadi, sekitar 2 atau 3 hari lalu, air laut pantai Ancol yang biasanya berwarna biru berubah jadi kecokelatan. Pemandangan tersebut kontras dari hari-hari biasanya.
"Menurut warga, warga air (laut) kemarin sempat terbagi dua, di tepi warganya cokelat, di tengah warnanya biru. Ini tidak biasa menurut mereka," ujar Edi ketika dihubungi di Jakarta, Senin (30/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Dari keterangan warga sekitar, fenomena yang sama pernah terjadi pada 2013. Penyebabnya diperkirakan karena racun yang mengendap pada musim kemarau di sungai mengalir ke laut utara pada musim penghujan.
"Ini pernah terjadi 2 tahun lalu. Analisa warga, racun yang mengendap di sungai terbawa air ke laut saat musim hujan. Tapi kami masih menyelidiki sebab pastinya," jelas Edi.
Jenis ikan yang terdampar dan mati dalam jumlah jutaan itu antara lain bandeng, belanak, kakap dan ikan ketang-ketang. Polisi pun mengambil sampel ikan dan air laut untuk diteliti di laboratorium milik Dinas Perikanan Pemprov DKI Jakarta.
"Kami ambil 2 sampel, ikan dan air untuk diperiksa di Dinas Perikanan," kata Edi.
Polisi dan pengelola pantai Ancol pun berjibaku mengangkut bangkai-bangkai ikan tersebut sejak pukul 07.00 pagi hingga sore hari. Mereka bermodalkan satu mobil bak terbuka milik Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya.
Sejauh ini sudah 10 kali mobil tersebut bolak-balik mengantar bangkai ikan dari tepi pantai ke tempat pembakaran sampah Ancol.
"Pakai satu mobil pikap untuk mengangkat ikan-ikan itu, mobil dari Ditpolair. Ditpolair sama pengelola saja (yang membersihkan pantai dari bangkai ikan)," ujar Edi. (Ali)**