Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini lantaran belum ada sentimen negatif penekan indeks saham.
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menerangkan, IHSG pada penutupan perdagangan saham kemarin anjlok sangat dalam. IHSG melemah 114,10 poin di level 4.446,45. Dia menuturkan, saat ini belum ada sentimen yang jelas menekan IHSG. "Karena belum ada isu kenapa IHSG turun," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Ada beberapa sentimen yang diharapkan dapat menggerakkan IHSG. Di antaranya data inflasi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, ditambah dengan aktivitas window dressing akhir tahun.
Baca Juga
Advertisement
IHSG juga didorong harapan mata uang China yuan masuk dalam special drawing rights (SDR). Kiswoyo menerangkan, masuknya yuan dalam SDR berdampak positif pada perekonomian RI. Lantaran, itu akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Perdagangan dengan China cukup besar, kurs kita tidak perlu pakai dolar Amerika Serikat. Hal ini akan mengurangi ketergantungan," dia menambahkan.
Kiswoyo mengatakan, IHSG bergerak dalam rentang support 4.400 dan resistance pada level 4.600. Dalam riset, PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak melemah pada perdagangan saham hari ini. Indeks saham akan bergerak pada level 4.416 dan resistance pada level 4.506.
Kiswoyo merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). (Amd/Ahm)*