Liputan6.com, Jakarta - Musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 hampir setahun berlalu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menggelar konferensi pers tentang hasil investigasi kecelakaan maskapai penerbangan milik Malaysia tersebut di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur No 5, Jakarta Pusat, hari ini, Selasa (1/12/2015) sore.
Besar kemungkinan KNKT bakal mengumumkan penyebab pasti pesawat AirAsia jurusan Surabaya-Singapura tersebut yang jatuh di sekitar perbatasan perairan Selat Karimata dan bagian utara Laut Jawa pada 28 Desember 2014.
Terutama berdasarkan data yang digali dari black box atau kotak hitam berupa rekaman penerbangan atau flight data recorder (FDR) dan rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR).
Baca Juga
Advertisement
Sekadar menyegarkan ingatan, tiga hari menjelang tahun baru 2015, dunia penerbangan Indonesia dikagetkan oleh kabar hilangnya pesawat AirAsia bernomor QZ8501 rute Surabaya-Singapura. Burung besi itu hilang dari jangkauan radar saat berada di langit Selat Karimata.
Ketika itu pesawat jenis Airbus A 320-200 membawa 155 penumpang dan 7 kru penerbangan. Ada beberapa warga negara asing yang ikut serta dalam penerbangan tersebut.
Pesawat itu baru diketahui jejaknya setelah 2 hari menghilang pada 30 Desember 2014. Saat itu, sebuah serpihan pesawat ditemukan tengah mengambang di perairan Selat Karimata.
Pagi itu air laut memuntahkan apa yang ditelannya. Empasan ombak mengantarkan kelegaan sekaligus kepedihan dalam penantian. Di seberang lautan sana, Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur berselimut duka. Isak tangis membahana di salah satu sudut ruangan di bandara itu. Ada yang berteriak hingga pingsan.
Dari tayangan televisi di sudut bandara, mereka menyaksikan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengumumkan kepingan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang sejak 3 hari lalu telah ditemukan berikut dengan 3 jenazah korban.
"Saya pastikan benda-benda itu adalah bagian dari pesawat yang kita cari (AirAsia QZ8501)," ucap Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa 30 Desember 2014.
Pascapenemuan puing itulah, perlahan tapi pasti satu per satu puing pesawat maupun korban AirAsia QZ8501 ditemukan tim gabungan Basarnas dan TNI serta Polri. Namun tak ada seorang pun korban hidup yang berhasil dievakuasi sampai operasi ditutup pada 17 Maret 2015.
Hingga hari ke-102 pascajatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi 111 dari 115 jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya. Terdiri dari 99 tubuh dan 12 bagian tubuh.
Operasi pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 kemudian secara resmi dihentikan pada 3 Maret 2015. "Saya telah menyampaikan kepada keluarga korban (pesawat AirAsia) dengan beberapa bukti berupa rekaman video. Dan kami juga menyampaikan bahwa selama 2 bulan ini Tim SAR gabungan sudah melaksanakan tugas dengan maksimal," ucap Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bambang Soelistyo di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 3 Maret 2015.
Dalam pertemuan tertutup dengan keluarga korban di Posko Crisis Center Markas Polda Jawa Timur, Bambang Soelistyo mengungkapkan, Basarnas juga memberikan waktu kepada pihak keluarga korban untuk menyampaikan harapannya terkait musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Kini, para keluarga korban tentu berharap mendapat kejelasan penyebab pasti musibah yang merenggut nyawa anggota keluarga mereka. (Ans/Dms)