IMF Berikan Status Yuan Jadi Mata Uang Internasional

Yuan menjadi mata uang internasional yang mulai berlaku pada Oktober 2016.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Des 2015, 07:44 WIB
Seorang teller memperlihatkan mata uang Yuan di Jakarta, Senin (30/11). Dana Moneter Internasional (IMF), Senin (30/11), resmi memasukan yuan, atau renminbi, ke dalam special drawing rights (SDR) sebagai mata uang elite dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Washington - International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) memasukkan mata uang China yuan masuk dalam keranjang mata uang acuan global pada awal pekan ini. Hal itu menunjukkan keberhasilan pemerintah China untuk melakukan diplomasi sehingga diakui kekuatan ekonominya.

Keputusan dewan eksekutif IMF itu menambahkan yuan atau dikenal sebagai renminbi di special drawing rights (SDR) bersama dolar Amerika Serikat (AS), euro, pound sterling dan yen. Ini pun menjadi tonggak penting integrasi China dalam sistem keuangan global dan komitmen melakukan reformasi.

Pemerintahan China telah melakukan sejumlah reformasi untuk memenuhi kriteria IMF meski agak membingungkan. China memberikan akses lebih baik bagi orang asing ke pasar mata uang China, penerbitan utang lebih sering dan jam perdagangan yuan ditingkatkan. Akan tetapi, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengharapkan China tidak hanya berhenti di situ.

"Upaya kelanjutan dan pendalaman ini akan membawa sistem moneter dan keuangan internasional lebih kuat sehingga pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan dan stabilitas China dan ekonomi global," ujar Lagarde seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (1/12/2015).

Yuan pun memiliki bobot 10,92 persen dalam SDR tersebut, sejalan dengan harapan. Hal itu dilakukan setelah review dari rumus bobot untuk SDR yang menentukan mata uang negara mana yang dapat menerima sebagai bagian dari pinjaman IMF.

Dengan masuknya yuan akan membawa dampak ke pasar keuangan. Untuk pertama kalinya mata uang lainnya ditambahkan dalam keranjang SDR, dan mengalami perubahan terbesar.

Terakhir perubahan bobot dilakukan pada 2010, mata uang di SDR dengan bobot antara lain dolar sebanyak 41,9 persen, 37,4 persen euro, 11,3 persen pound sterling dan 9,4 persen yen. Yuan pun diperkirakan tidak bergabung hingga Oktober 2016 lantaran memberikan waktu bagi pelaku pasar keuangan untuk menyiapkannya.

Adapun berdasarkan formula baru untuk komposisi SDR maka pangsa euro akan turun menjadi 30,93 persen, pound sterling dan yen juga akan memiliki bobot lebih rendah tetapi dolar hampir tetap sama.

Analis memperkirakan dengan persetujuan IMF tersebut maka dapat memicu permintaan senilai US$ 500 miliar untuk tahun-tahun mendatang, dan mengambil pangsa yuan dari kepemilikan cadangan global sekitar 5 persen sehingga menyalip dolar Kanada dan Australia.

"Saya sangat senang yuan bergabung dalam keranjang SDR. Saya pikir ini akan menjadi sangat bermanfaat bagi sistem keuangan China sehingga mengembangkan pasar treasury dalam jangka pendek, mengakomodasi para pelaku usaha dan kepemilikan mereka di yuan. Jadi saya pikir ini semua positif," ujad Direktur Chapdelaine Exchange, Douglas Borthwick. (Ahm/Igw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya