Liputan6.com, Bundaberg - Terletak di Kota Bundaberg, Queensland, Distrik Isis memiliki luas 1.700 kilometer persegi dan menjadi rumah bagi 7.000 penduduk.
Distrik itu bukanlah penghasil militan ISIS yang kini tengah jadi sorotan dunia. Sama sekali tak ada hubungannya dengan teroris. Namun, para penduduknya bersikeras tidak akan mengganti namanya.
Tony Ricciardi, mantan wakil wali kota yang membawahi Distrik Isis bersikukuh daerah itu tidak ada hubungannya dengan kelompok teroris ISIS. Itu ia katakan di sebuah siaran TV nasional milik Australia, seperti dikutip dari Guardian pada Selasa 1 Desember 2015.
"Bahkan banyak orang yang menyelamatiku karena aku tetap pada pendirianku. Aku tahu bahwa nama itu kini tengah naik daun, namun Isis di sini terkait sejarahnnya, pada tahun 1870-an," kata Ricciardi.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan nama distriknya itu berasal dari Sungai Isis di Inggris.
"Kecamatan Isis sudah dikenal selama bertahun-tahun," ujarnya.
"Kami punya jalan raya Isis sebagai jalan negara--itu juga tidak akan berubah. Di sini kami punya banyak bisnis diawali Isis. Ada South Isis, North Isis, dan kota kecil di antara distrik ini, seperti Isis Junction," bebernya lagi.
Pun Isis di sini bukan nama Dewi Mesir-- dewi kesuburan-- seperti yang terpampang di logo distrik itu. Logo itu baru diganti pada 2008, meskipun tidak ada hubungannya dengan dewi itu, Ricciardi mengatakan daerahnya cukup subur.
Ia sekali lagi menegaskan, daerah Isis 'miliknya' tidak ada hubungannya dengan organisasi teroris.
"Sekali lagi, aku tidak mau dihubung-hubungkan dengan apa yang terjadi di luar negeri dan kebengisan teroris itu," kata Ricciardi.
"Ini jelas beda, dan jelas sangat jauh dengan apa yang kami lakukan di sini. Kami hanya distrik yang kaya dan subur, itu saja" ia menambahkan.
Ia juga mempromosikan Isis-nya adalah penghasil kacang macadamia dan alpukat terbesar di Kota Bundaberg. Kendati demikian, ia mengerti bahwa nama daerahnya akan membawa dampak tertentu.
"Tentu saja, akibat ISIS itu, aku tidak mau pakai baju tim olahraga football Isis saat ke luar negeri," jelas Ricciardi.
Ia pernah ke Paris pada 2012 saat ulang tahunnya ke-60 dan memakai jaket berlambang distriknya, Isis.
"Jelas saat itu tidak pernah kepikiran olehku. Untungnya saat itu masih aman-aman saja saat aku ke Paris," ujarnya.
Juru bicara klub olahraga football, Kevin Grantt, mengatakan bahwa ia tak punya rencana untuk mengganti nama klubnya: Isis Devils.
"Kami punya nama ini sudah lama sekali. Kami adalah orang Isis. 'Pendatang' baru ambil nama kami silakan saja, kami tidak akan ubah milik kami," kata Grant.
Tahun lalu, timnya mendapat desakan dari liga football Australia untuk mengganti nama mereka, tapi mereka menolak.
Di sisi lain, menurut mantan dewan klub itu, Bill Trevor, nama timnya yang sering dihubungkan dengan kelompok teroris justru menciptakan lelucon.
"Salah satu cara pemerintah memata-matai kegiatan teroris adalah menguping telepon. Well, kalau mereka sampai melakukan itu, aku yakin mereka akan bosan, karena isi perbicangan kami hanya seputar football," gelak Trevor. (*)