Ibu yang Susui Bayi di Subway 'Mengumbar' Organ Seksual?

Sebuah foto yang menampilkan seorang ibu yang sedang menyusui bayinya di dalam subway di Beijing menghebohkan China. Memicu perdebatan.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 01 Des 2015, 15:26 WIB
Menurut penelitian, menyusui bisa mencegah penyakit diabetes tipe 2, lho!

Liputan6.com, Beijing - Sebuah foto yang menampilkan seorang ibu yang sedang mengasuh bayinya dalam gerbong kereta bawah tanah (subway) di Beijing, China memicu kehebohan.

Debat pun berlangsung sengit. Topiknya, soal menyusui bayi di depan umum.

Seorang penumpang subway memposting foto ibu yang sedang menyusui anaknya di Weibo, situs mikroblog serupa Twitter di China. "Izinkan aku mengingatkan Anda -- ini subway di Beijing bukan bus yang melaju di desamu," tulis dia dalam keterangan gambar, seperti dikutip dari CNN, Selasa (1/12/2015)

Foto tersebut menyebar setelah diramaikan Beijing Tale, organisasi relawan yang membantu membersihkan selebaran yang ditempel secara ilegal di busway. Kelompok tersebut mengkritik sang ibu -- yang dianggap mengekspos 'organ seksual' di depan umum.

Namun, sejumlah pengguna internet mengutuk penumpang dan kelompok tersebut, karena mengambil gambar yang sensitif dan menyebarluaskannya.

Mereka juga membela sang ibu. "Akan lebih baik jika ia menggunakan penutup. Tapi, itu bukan masalah jika tak punya. Buah dada itu untuk bayinya," kata Ou Qian, seorang dokter perempuan asal Guangzhou. "Bayi-bayi harus disusui ketika mereka lapar. Ia adalah ibu yang baik."

Pun dengan Connie Chi, ibu seorang anak berusia 14 bulan yang bekerja di Shanghai, ia mengaku ikut jengkel atas kritikan tersebut.

 



"Saat bayi menangis, reaksi semua ibu akan sama, menyusui buah hatinya. Aku juga pernah melakukan hal yang sama sebelumnya."

Meski demikian, ia mengatakan, akan lebih baik jika ibu menggunakan penutup saat menyusui bayinya.

Foto tersebut kini telah dihapus. Maaf pun disampaikan pengunggah dan pihak penyebar. Namun, tak lantas kontroversi berhenti. Perdebatan masih berlangsung di dunia maya.

Penggemar Susu Formula

Pada 2014, kurang dari 16 persen perempuan perkotaan di Tiongkok memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya. Padahal, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Angka ibu di pedesaan yang menyusui bayinya lebih tinggi, sekitar 30 persen. Namun, lebih rendah dari rata-rata global 40 persen. Dengan alasan beragam, budaya juga ekonomi.

Insiden susu formula yang tercemar tak lantas membuat para ibu beralih menyusui bayi. Mereka justru membeli susu formula buatan luar negeri -- menyebabkan kelangkaan global.

Pemerintah Tiongkok sudah berupaya menyelesaikan masalah tersebut. April lalu, Beijing mempertimbangkan pelarangan iklan susu formula. Negara tersebut meluncurkan kampanye menyusui yang dilakukan Mei lalu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya