BI Terus Cermati Kebijakan Bank Sentral Lain

Langkah tersebut ditempuh untuk mengantisipasi ketidakselarasan kebijakan moneter yang diambil beberapa bank sentral dunia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Des 2015, 20:10 WIB
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menggelar konferensi pers Triwulan III Bank Indonesia (BI) di Gedung BI, Jakarta, Selasa (17/11/2015). BI memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan (BI Rate). (Liputan6.com/Angga Yunia)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI rate) selama 10 bulan pada angka 7,5 persen. Langkah tersebut ditempuh untuk mengantisipasi ketidakselarasan kebijakan moneter yang diambil beberapa bank sentral dunia.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro mengatakan ketidakselarasan tersebut membuat pasar keuangan menjadi fluktuatif. Ada beberapa wacana yang diambil bank sentral, diantaranya rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS).

"AS tumbuh moderat, konsumsi, tenaga kerja membaik sehingga ada wacana kenapa The Fed Fund Rate (FFR) harus naik," kata dia di Jakarta, Selasa (1/12/2015).


Kemudian terkait dengan perekonomian Eropa yang mulai tumbuh sedikit demi sedikit (gradual). Hal itu menimbulkan pandangan jika Bank Sentral Eropa akan memperpanjang quantitative easing.

Di Asia, Jepang dan China dihadapkan pada perlambatan ekonomi. Hal itu membuat bank sentralnya bakal mengambil kebijakan untuk mendorong perekonomian tersebut.

"Tiongkok melambat masih melakukan rebalancing bagaimana mendorong cepet tumbuh, melalui GWMnya, apakah penurunan bunganya," tutur dia.

Dia mengatakan, menahan suku bunga merupakan fungsi BI sebaai stabilisator. "Tetapi mandat bank sentral menjaga stabilitas. Memang bukan berarti mengabaikan pertumbuhan ekonomi," tutup dia. (Amd/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya