Liputan6.com, Jakarta Sejak diluncurkan pada 26 Oktober 2015, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah ada empat perusahaan yang memanfaatkan layanan tersebut dalam proses penanaman investasinya.
Deputi Bidang Layanan Penanaman Modal BKPM, Lestari Indah mengatakan, empat perusahaan tersebut menanamkan modalnya pada sektor industri, properti dan pembangkit listrik.
Baca Juga
Advertisement
Untuk industri, investor tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS) dan China. Sektor properti berasal dari Arab Saudi. Sedangkan pada sektor pembangkit listrik, investornya berasal dari dalam negeri atau penanam modal dalam negeri (PMDN).
"Industri berada di Sambas (Kalimantan Barat) dan Morowali (Sulawesi Tengah). Properti di DKI Jakarta. Sedangkan pembangkit listrik di Sulawesi," ujarnya di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Selain empat perusahaan yang telah memanfaatkan layanan ini, ada sekitar 15 perusahaan yang hanya sekedar berkonsultasi soal layanan ini. Hal tersebut karena layanan izin investasi 3 jam ini merupakan layanan yang terhitung baru sehingga para investor ingin terlebih dahulu mengetahui syarat dan apa saja yang bisa didapatkan dari layanan ini.
"Yang melakukan konsultasi lebih dari 15 perusahaan. Ini karena (layanan ini) hal baru. Biasanya mereka (investor) dalam proses izin investasinya proses lewat pihak ketiga atau lawfirm. Sehingga masih banyak yang konsultasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan, dengan adanya layanan ini memang akan merubah kebiasaan para investor yang sebelumnya menyerahkan pengurusan izinnya kepada pihak ketiga.
"Dulu mereka mengurus itu dengan mengirim stafnya atau pihak ketiga. Dengan ini kita dorong investornya langsung datang, tidak bisa diwakilakan karena ada proses akta pendiri perusahaan," ungkapnya.
Namun dengan segala kemudahan yang diberikan oleh pemerintah, Franky berharap ke depannya semakin banyak investor yang mau menanamkan investasi di Indonesia.
"Dari 26 Oktober sampai akhir November kita lebih pada melengkapi sambil melakukan review. Ke depan kita akan fokus pada komunikasi (sosialisasi). Kita akan brainwashing, sehingga lebih banyak yang mengetahui dan memanfaatkan," tandasnya. (Dny/Zul)