Liputan6.com, Islamabad - Hari ini 26 tahun silam, untuk pertama kalinya seorang wanita menginjakkan kakinya di pemerintahan Pakistan. Ia memimpin sebuah negara Muslim pada masa pasca-kolonial.
Adalah Benazir Bhutto wanita hebat itu.
Selepas menyelesaikan pendidikan universitasnya, wanita kelahiran 21 Juni 1953 itu kembali ke Pakistan. Tetapi kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Mohammad Zia ul-Haq menggulingkan pemerintah ayahnya sehingga dipenjarakan kemudian dihukum mati. Bhutto pun dikenakan tahanan rumah.
Setelah diizinkan kembali ke Britania Raya pada 1984, seperti dilansir dari History Channel, ia lantas menjadi pemimpin Pakistan People’s Party atau Partai Rakyat Pakistan (PPP) -- partai ayahnya -- di pengasingan, namun ia tidak dapat membuat kekuatan politiknya dirasakan di Pakistan hingga matinya Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq pada 1988.
Ia lalu kembali lagi ke Pakistan pada 10 April 1986, meluncurkan kampanye nasional untuk pemilihan terbuka.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kampanye-kampanye pemilunya, pemerintahan Bhutto menyuarakan keprihatinan mengenai masalah-masalah sosial kaum perempuan, kesehatan dan diskriminasi terhadap kaumnya. Ia juga mengumumkan rencana-rencana untuk membentuk stasiun-stasiun polisi, pengadilan, dan bank-bank pembangunan khusus untuk perempuan.
Meskipun mengumbar janji-janji ini, Bhutto tidak mengusulkan undang-undang apapun untuk memperbaiki kesejahteraan kaum perempuan. Dalam kampanye-kampanyenya, Bhutto berjanji untuk mencabut undang-undang kontroversial (seperti misalnya aturan-aturan Hudood dan zina) yang mengurangi hak-hak kaum perempuan di Pakistan. Namun pada 2 masa jabatannya, partainya tidak menggenapi janji-janjinya, karena hebatnya tekanan-tekanan dari pihak oposisi.
Dia kemudian menikah dengan seorang tuan tanah kaya, Asif Ali Zardari, di Karachi pada 18 Desember 1987 -- memiliki tiga anak: Bilawal, Bakhtawar dan Aseefa.
Pada 16 November 1988, dalam sebuah pemilihan umum terbuka pertama dalam waktu lebih dari 10 tahun, partai PPP akhirnya memenangi jumlah kursi terbanyak di Dewan Nasional. Anak sulung dari mantan Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto itu terpilih dan diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri sebuah pemerintahan koalisi pada 2 Desember.
Wanita yang kala itu berusia 35 tahun, menjadi yang pemimpin termuda, sekaligus wanita pertama di negara dengan mayoritas rakyat beragama Islam di zaman modern.
Wanita kharismatik itu bertugas sebagai Perdana Menteri Pakistan pada 2 Desember 1988, namun 20 bulan kemudian ia digulingkan oleh presiden negara itu yang didukung militer, Ghulam Ishaq Khan -- yang secara kontroversial menggunakan Amandemen ke-8 untuk membubarkan parlemen dan memaksa diselenggarakannya pemilihan umum.
Bhutto terpilih kembali pada 1993 namun tiga tahun kemudian diberhentikan di tengah-tengah berbagai skandal korupsi oleh presiden yang berkuasa waktu itu, Farooq Leghari, yang juga menggunakan kekuasaan pertimbangan khusus yang diberikan oleh Amandemen ke-8.
Pada tanggal yang sama tahun 1915, seorang ilmuwan ternama, Albert Einstein mempublikasikan teorinya mengenai relativitas umum. Sementara pada 2 Desember 1959, sebuah bendungan di Prancis, Malpasset Dam jebol dan banjir yang menewaskan 412 orang.