Liputan6.com, Beijing - Pada Minggu lalu, 29 November 2015, kota Beijing mengeluarkan peringatan polusi tertinggi tahun ini sehingga menaikkan ambang warna kuning—yang telah berlangsung selama beberapa hari belakangan—menjadi peringatan warna oranye.
Dengan peningkatan tersebut, lebih dari 2100 perusahaan industri penghasil polusi dan perusahaan konstruksi menghentikan kegiatan mereka untuk mengurangi emisi.
Dikutip dari Shanghaiist.com pada Rabu (02/12/2015), peringatan ini seakan sudah terlambat karena ibukota Tiongkok itu sekarang mengalami tingkat pencemaran paling parah dalam tahun ini.
Pembacaan ukuran pencemaran udara menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) merujuk kepada PM2.5, yang dipandang sebagai batas aman 25 mikrogram partikel untuk setiap meter kubik. Pada hari itu, angka polusi mencapai 2.242. Sementara standar nasional di Tiongkok adalah 75 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga
Advertisement
Pembacaan angka itu belum dipastikan merata di tempat lain, namun beberapa tempat pemantauan di pusat kota alat tersebut mendeteksi tingkat polusi hingga 600 mikrogram per meter kubik. Di pinggiran kota Beijing, bahkan mencapai 976 mikrogram per meter kubik!
Karena pembacaan angka polusi yang mencapai 35 kali batas yang dianggap aman, sekolah-sekolah di Beijing telah memerintahkan siswa untuk tinggal di dalam ruang.
Sementara itu, Presiden Xi Jinping sedang berada di sidang PBB untuk perubahan iklim—COP21—di Paris dan baru akan kembali pada Minggu, 6 Desember.
Pencemaran ini muncul ketika Tiongkok baru saja mengumumkan pencapaian sasaran pengurangan polusi untuk bahan polusi utama, 6 bulan lebih dini daripada yang dipaparkan dalam Rencana Lima Tahun ke-12. Kejadian ini juga bersamaan dengan munculnya laporan bahwa Tiongkok membakar 17% lebih banyak batubara dibandingkan dengan jumlah yang diakuinya.
Kota-kota di timur laut Tiongkok sering mengalami tingginya pencemaran udara di kala musim dingin karena padatnya industri berat dan pembangkit daya berbahan batubara di kawasan itu.
Pihak yang berwenang mengatakan bahwa kabut tebal ini akan berlanjut hingga Rabu ketika muka arus udara dingin bergerak dari arah barat sehingga membantu mengurai pencemarnya. Diperkirakan jarak pandang warga Beijing pada hari itu, bisa mencapai 91,4 meter.