Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terbaru mengungkapkan anak yang ditinggal tanpa pengawasan orangtua selama jangka waktu tertentu menunjukkan volume sel kelabu di otak yang lebih luas juga mengalami keterlambatan perkembangan otak. Para peneliti ingin mempelajari kondisi anak-anak yang dititipkan pada anggota keluarga lainnya selama 6 bulan tanpa pengawasan langsung dari orangtua.
"Studi terdahulu mendukung hipotesis bahwa pengawasan orangtua bisa secara langsung memengaruhi perkembangan otak anak. Kami memantau anak yang ditinggalkan pada kerabat ketika orangtua mereka harus bekerja jauh dari rumah," kata penulis studi, Yuan Xiao, dari Sichuan University, China.
Advertisement
Baca juga:
- Musik Bikin Anak Cerdas dan Tenang
- Bahaya Televisi bagi Pertumbuhan Otak Anak
- Tindak Kekerasan dari Ortu yang Tak Disadari Berisiko Ganggu Otak
Tes MRI pada 38 anak yang tak tinggal dengan orangtua usia 7-13 tahun dibandingkan dengan tes MRI dari 30 anak usia 7-14 tahun yang tinggal dengan orangtua mereka. Para peneliti lantas membandingkan volume abu-abu di otak dari kedua kelompok anak tersebut dan mengukur tingkat kecerdasan (IQ) setiap partisipan untuk melihat fungsi kognitif mereka.
Para peneliti menemukan volume abu-abu di beberapa area otak lebih, terutama pada sirkuit emosional otak, pada anak yang tidak tinggal dengan orangtua mereka. "Penelitian kami menyediakan bukti empiris pertama yang menununjukkan kurangnya perhatian orangtua mengubah perkembangan otak pada anak yang ditinggalkan," Xiao menjelaskan, dilansir dari laman Medindia, Rabu (2/12/2015).
Area abu-abu tersebut mencerminkan kurang berkembangnya otak. Hubungan negatif antara area kelabu tersebut dengan skor IQ menunjukkan fakta bahwa pertumbuhan anak tanpa perhatian langsung dari orangtua bisa berpotensi menghambat perkembangan otak.
Studi ini baru saja dipresentasikan pada pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA).**