TNI AU Kecewa PT DI karena Pesanan Heli Tak Kunjung Rampung

Kekecewaan TNI AU terkait pemesanan 6 helikopter tipe Cougar‎ EC725‎ yang tidak dirampungkan PT DI.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Des 2015, 15:40 WIB
Aksi manuver helikopter super puma meramaikan acara peringatan HUT ke-69 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4/2015). Acara tersebut menampilkan demo darat dan atraksi udara. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - TNI AU kecewa dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Kekecewaan itu terkait pemesanan 6 helikopter tipe Cougar‎ EC725‎ yang tidak rampung.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Dwi Badarmanto mengatakan pemesanan helikopter itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan seharusnya bisa diserahkan ke TNI‎ AU pada Mei 2015.

"Helikopter Cougar yang harusnya kita terima sampai sekarang belum jadi. Coba tanya ke PT DI, benar tidak pesawat itu dibikin? Harusnya Mei-Juni kemarin sudah sampai ke kita," kata dia di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (2/12/2015).

Dijelaskan Dwi, TNI AU sudah mengkonfirmasi kepada PT DI mengenai keterlambatan itu. PT DI sendiri menjawab keterlambatan dikarenakan ada dua bagian pesawat yang sampai saat ini belum didapatkan PT DI.

Kekecewaan TNI AU kembali bertambah ketika muncul polemik mengenai rencana pembelian helikopter angkut berat dan VVIP Agusta Westland AW 101. Dikatakan Dwi, banyak kalangan yang menilai TNI AU ‎tidak mendukung industri dalam negeri.

Dwi memaparkan pemesanan helikopter AW 101 ini sudah masuk dalam Rencana Strategis TNI AU 2015-2019 untuk memperkuat kekuatan TNI AU. Dalam pemesanannya pun sebelumnya telah melalui kajian yang cukup lama, bahkan sejak 2010.
 
"Semua sudah kami pertimbangkan. PT DI sudah diajak bicara, tapi tidak ada respons. Dan ini sudah sejak tahun 2010 kami memikirkan untuk meningkatkan kekuatan TNI AU‎," Dwi menegaskan.

Tidak hanya itu, alasan TNI AU memilih AW101 dikarenakan‎ dari spesifikasi yang diajukan TNI-AU, PT DI ternyata belum mampu memproduksi helikopter tersebut.

‎"Kami ini butuh spesifikasi khusus, jangan salahkan ke kami (TNI-AU). Dulu kami beli F-16, kenapa tidak dikejar-kejar. Kami beli Sukhoi apa ada yang tanya kenapa tidak beli PT DI karena PT DI belum punya kemampuan dengan spesifikasi yang kami inginkan‎," ucap Dwi.

Namun demikian, Dwi menggarisbawahi apa pun kebutuhan TNI AU tetap akan mengutamakan industri dalam negeri. Hanya saja bila industri dalam negeri tidak mampu memenuhi, baru pihaknya akan melakukan pemesanan ke produsen asing.**

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya