Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak hingga menyentuh level US$ 40 per barel akan berdampak pada sektor minyak dan gas bumi Indonesia ke depannya.
Direktur Indonesian Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah mengatakan, penurunan harga minyak dunia membuat perusahaan migas akan mengurangi investasinya pada kegiatan hulu. Lantaran, biaya produksi minyak tidak sebanding dengan harga minyak.
"Sekarang harga minyak US$ 100 per barel jadi US$ 40 dollar. Kurang dari setengah artinya apa marjin yang didapatkan produsen minyak dalam lima tahun terakhir setengahnya hilang," kata Sammy, dalam Rapat umum tahunan IPA, di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Sammy mengungkapkan, salah satu investasi hulu yang akan dikurangi adalah kegiatan eksplorasi pencarian cadangan minyak, dengan pencarian dihentikan maka cadangan minyak Indonesia akan menipis.
"Problem bukan karena produksi turun, tapi rasio penggantian itu di bawah 0,5. Setiap dua barel yang diproduksi kurang dari 1 barel yang ditemukan. Artinya lama-lama cadangan kita terus berkurang," ujar dia.
Sammy menuturkan, kondisi ini akan menjadi masalah tersendiri bagi Indonesia dan hal tersebut diperparah dengan predikat investasi Indonesia yang rendah.
"Turunnya harga minyak akan mengakselarasi, tadinya sudah problem, akan lebih sulit. Dana perusahaan migas terus menciut. Rating Indonesia destination of investment kita bukan yang terbaik," pungkas dia. (Pew/Ahm)