Liputan6.com, Jakarta Tak ada sunset semenarik di Labuan Bajo. Pulau-pulau kecil berbukit dan perahu yang hilir mudik dengan latar belakang matahari merah bundar yang berpendar menjadi pemandangan alam yang sungguh dramatis. Labuan Bajo, pelabuhan kecil di ujung barat Flores ini, telah lama difungsikan sebagai pintu masuk menuju Pulau Komodo.
Saat pagi, tiap mentari mulai meninggi, aktivitas Labuan Bajo bergeliat kembali. Pelabuhan kecil ini tak pernah sepi dari aktivitas wisatawan yang ingin menjelajahi eksotika Pulau Komodo. Setelah ditetapkannya kawasan Indonesia Timur sebagai tujuan utama pariwisata Indonesia, kehidupan sekitar Labuan Bajo makin bergeliat.
Advertisement
Dibangunnya berbagai infrastruktur dan fasilitas penunjang wisata membuat kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Taman Nasional Pulau Komodo menunjukkan hingga akhir Oktober 2013 total kunjungan ke Pulau Komodo mencapai 53.739 orang, yang sebagian besar berasal dari Australia, Amerika, dan Prancis.
Pulau Komodo
Untuk sampai ke Pulau Komodo dari dermaga Labuan Bajo menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan speed boat. Waktu tempuh ini akan lebih lama jika menggunakan perahu biasa.
Baca Juga
“Wisatawan yang ingin ke Pulau Komodo biasanya disatupaketkan dengan kunjungan ke Pink Beach dan Pulau Rinca, tetapi ada juga yang mampir ke Pulau Padar,” ucap Gonzales, pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia chapter Flores kepada Liputan6.com, Rabu (19/11/2015).
Saat tiba di Pulau Komodo, ranger langsung menjelaskan secara umum gambaran pulau tersebut. Ada empat jenis trekking yang bisa dipilih wisatawan, yaitu adventure, long track, medium track, dan short track. Jacky, salah seorang ranger Taman Nasional Komodo, mengungkapkan, “Panjang track adventure itu 8 km, dapat ditempuh selama 4-5 jam. Sedangkan untuk long track panjangnya 4 km selama 2 jam, medium track 2 km selama 1 jam, dan short track hanya 1 km, tidak lebih dari setengah jam perjalanan.”
Sebelum petualangan menjelajahi Pulau Komodo dimulai, Jacky mewanti-wanti kepada para wisatawan tentang perihal yang tidak boleh dilakukan selama trekking. “Ada peraturan Taman Nasional Komodo yang harus dipatuhi, yaitu jangan berpisah dari kelompoknya, satu kelompok terdiri dari 10 orang. Jangan buang sampah sembarangan dan kalau melihat komodo jangan coba-coba untuk menyentuhnya. Agar memudahkan pemandu, rombongan jangan terpecah. Jalannya yang lambat mohon dipercepat dan yang cepat mohon diperlambat,” tutur Jacky.
Pulau Komodo sendiri memiliki luas lebih dari 3.000 hektar, yang menjadi habitat asli bagi 2.919 komodo. Menurut penuturan Jacky, perkembangbiakan komodo stabil dari tahun ke tahun dan jumlahnya meningkat meski ia tak tahu angka pastinya.
Sambil mengiringi wisatawan menjelajahi Pulau Komodo, Jacky juga menjelaskan cara komodo bertahan hidup cukup unik. Komodo suka berkamuflase dengan cara berdiam di tanah. Saat rusa melintas, komodo langsung menerkam rusa di bagian kakinya.
“Yang bermain dari gigitan komodo itu bakterinya. Dia punya bakteri yang beracun dan mematikan,” ucap Jacky.
Uniknya komodo akan makan bersama ketika berhasil mendapatkan daging buruan. Uniknya lagi komodo betina-lah yang biasanya berburu rusa, komodo jantan hanya menunggu saja. Waktu berburu komodo, menurut Jacky, sekitar pukul 6 hingga pukul 10 pagi.
“Takaran untuk satu ekor komodo dewasa itu sekitar 50 kg daging, jadi satu pas-nya itu dimakan oleh satu komodo dewasa, tapi mereka tetap makan bersama,” tutur Jacky menambahkan.
Tak hanya puas melihat tingkah laku komodo yang menyeramkan, pulau yang telah diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO ini juga menawarkan panorama keindahan alam yang memukau. Sulphurea Hill salah satunya. Bukit dengan pemandangan indah ini namanya diambil dari nama latin burung kakaktua. Hal tersebut bukan tanpa sebab. Pasalnya di kawasan perbukitan ini sebelum pagi banyak dijumpai burung kakaktua bertengger.
Tak hanya itu, Pulau Komodo juga menyimpan keindahan Pink Beach yang menawan. Pink Beach menjadi salah satu pantai langka di dunia lantaran pasir pantainya yang berwarna merah muda. Warna pasir pantai yang unik tersebut bersumber dari batuan koral yang hancur di lautan. Namun versi lain mengatakan pasir merah muda ini berasal dari hewan mikroskopik bernama firaminifera.
Tak cukup waktu seharian untuk menjelajahi Pulau Komodo, mengingat pulau ini menyimpan beragam kekayaan keindahan alam yang memukau. Keberagaman keindahan alam yang perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia. Karena keberagaman alam dan budaya merupakan salah satu pesona Indonesia.**
Ikuti terus perjalanan tim Liputan6.com bersama Indonesia.travel menjelajahi Pesona Indonesia.
Advertisement