Liputan6.com, Washington - Kepala komite Partai Republik AS mati-matian menjaga agar Senat AS tetap berada di bawah kuasa partainya. Mereka juga telah menyiapkan skenario bila Donald Trump memenangkan nominasi kandidat calon presiden AS.
Ada beberapa dokumen berupa memo yang dibuat direktur eksekutif National Republican Senatorial Committee (NRSC), Ward Baker. Ia membuat sebuah memo rahasia yang ditujukan kepada staf senior pada akhir September lalu bagaimana tetap menjalankan kampanye mereka andai pengusaha kaya itu memenangkan tiket pencalonan.
Dalam memo itu, Baker menyebut Trump ibarat 'misil tak terkendali' dan subyek yang mudah untuk jadi bahan tertawaan. Ia juga menuliskan nasehat agar para kandidat lain untuk tidak terlalu dekat dengan Trump.
"Kita harus mempersiapkan 2016 dengan lebih mengerti keadaan sekitar dan mengenali fenomena Trump," tulis Baker di memo rahasianya, seperti dilansir ABC News, Kamis (3/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
"Kita harus memanfaatkan poin populis yang dimiliki Trump dan coba untuk mengendalikannya," tulis dia lagi.
Memo-memo rahasia pertama kali diterbitkan oleh harian Washington Post.
Kendati sekarang Republikan menguasai mayoritas di Senat, partai itu harus mempertahankan posisi kursi mayoritas. Kelakuan Trump itu kini membuat beberapa petinggi Republik khawatir tentang potensi kehilangan pemilih untuk kursi senat kalau ia menjadi pemenang nominasi.
"Mari kita hadapi kenyataan," tulis memo itu. "Trump itu mengatakan apa yang ada di benaknya. Itu akan jadi masalah. Kandidat kita akan terus menghabiskan waktunya untuk membela dia atau mengutuk dirinya bila ia melulu begitu. Dan itu, bukan yang kita inginkan."
Partai Republik Khawatir
NRSC juga mengatakan menuliskan memo kekhawatirannya kepada kandidat lainnya di Republik maupun Demokrat. Mereka juga saling membagi catatan di antara para penasehat partai yang terpercaya pada September lalu.
"Itu tentu diperbolehkan, dan kalau kita tidak menyiapkan para kandidat baik itu dari Republik maupun Demokrat berarti kami melakukan kesalahan," kata juru bicara NRSC mengenai keterlibatan petinggi dua partai yang saling berhubungan.
Sebuah polling terbaru dari Universitas Quinnipiac menunjukkan Donald Trump kembali memimpin perolehan suara sebesar 27 persen, diikuti Ben Carson, Senator Ted Cruz, dan Senator Marco Rubio.
"Kalau melihat trennya, Trump bisa menang," tulis Baker.
"Namun, menghabiskan waktu untuk saling menyerang antara para nominasi akan membuat pemilih kita depresi. Itu bisa membuat para kandidat jatuh di mata pemilih. Coba tetap independen, namun hindari untuk menyerang kandidat lain," begitu lanjutan memo Baker.
Berita ini datang dua minggu setelah Trump mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkan tawaran independen untuk kandidat presiden AS jika ia tidak diperlakukan secara adil. Komentar itu keluar kendati dia telah menandatangani perjanjian pada musim panas lalu bahwa ia akan mendukung pemenang nominasi Partai Republik.
"Saya akan lihat apa yang akan terjadi. Saya pasti melihat. Saya harus diperlakukan secara adil," kata Trump saat akhir November lalu. Ia menjawab pertanyaa atas 'gerakan bawah tanah'Partai Republik yang menginginkan Trump keluar dari nominasi.
"Saat melakukan ini, saya sudah bilang, perlakukan saya secara adil. Kalau diperlakukan seperti itu, saya baik-baik saja."
Memo rahasia itu juga meminta para kandidat lain untuk berhati-hati terhada komentar Trump kepada perempuan.
"Houston, we have problem: Trump baru saja mengeluarkan komentar kasar terhadap perempuan," tulis memo itu.
"Para kandidat diharap untuk tidak tersulut oleh pernyataannya apalagi sampai mengatakan istri atau anak perempuan kalian tersinggung atas apa yang Trump katakan," tulis Baker dalam memo itu.