Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah mengatakan kesaksian yang disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said serta Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, makin menunjukkan bahwa Ketua DPR Setya Novanto memang telah mencatut nama presiden dan wakil presiden.
"Kesaksian SS dan Maroef telah membuka mata publik bahwa SN terlibat dalam pencatutan nama Presiden dan Wapres," kata Husain di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (4/12/2015).
Dia juga menyayangkan Setya Novanto yang tidak mencegah kongkalikong yang terjadi di hadapannya. Dalam rekaman yang jadi bahan dasar pelapor Sudirman Said, terungkap adanya permintaan saham untuk Presiden sebesar 11% dan Wakil Presiden 9%.
"Kalau SN menggunakan standar moral seorang Ketua DPR harusnya dia mencegah. Bahkan idealnya tidak menggelar pertemuan yang bernuansa bisnis seperti itu," tegas Husain.
Baca Juga
Advertisement
Wapres JK sebelumnya juga menyebut kasus pencatutan yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto terjadi atas dasar keserakahan. Sebab, gaji seorang pejabat tinggi negara sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Ketua KPK bilang korupsi salah satunya karena serakah. Semalam itu pasti serakah, yang disebut tadi malam bukan orang miskin. Dia bisa makan 4-5 kali sehari, tapi karena serakah saja," kata JK dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/12/2015).
JK menyarankan pada Setya Novanto untuk menerapkan gaya hidup sederhana. Selain itu, dibutuhkan pula kedekatan hubungan dengan Tuhan agar tidak serakah.