Liputan6.com, Bengkulu - Proses pencarian 15 korban tanah longsor di Dusun Karang Suluh Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih, Bengkulu dihadang medan berat.
Tim gabungan Basarnas, BPBD, kepolisian dan TNI terpaksa membangun 2 posko penyuplai logistik. Posko itu berjarak 3 jam dengan jalan kaki ke titik longsor. Kedua posko itu dibangun di kantor camat Napal Putih dan di sisi tebing Ronggeng.
Kepala Pusat Pengendali Operasi BPBD Provinsi Bengkulu Edwar mengatakan, titik lokasi tidak bisa dijangkau dengan kendaraan apapun termasuk sepeda motor. Logistik terpaksa dikirim oleh pengantar dengan berjalan kaki.
"Medannya sangat berat, apalagi kondisi cuaca yang saat ini sedang tidak bersahabat," ujar Edwar saat dihubungi di Bengkulu, Sabtu (5/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Sampai saat ini tim gabungan masih menggali longsoran itu dengan menggunakan alat sederhana untuk mencari korban. Sebab, posisi 20 pondok yang tertimbun longsor berada pada tanah yang menjorok ke dalam tebing. Sehingga tak memungkinkan pencarian menggunakan alat berat.
Menurut Edwar, tim akan terus berupaya mencari korban hingga 7 hari ke depan. Jika tidak berhasil, maka lokasi itu akan ditinggalkan dan dianggap sebagai kuburan massal.
"Biaya operasionalnya sangat tinggi, jika 7 hari ke depan tetap tidak ada hasil, kami akan meninggalkan lokasi dan menganggap lokasi itu sebagai kuburan massal," pangkas Edwar.